Minggu, 18 Februari 2018

EKONOMI MONETER DAN FISKAL 1

Pertemuan 1


PERHITUNGAN PDB, PNB, NNP, PENDAPATAN NASIONAL dan IHK 

Semua kebijakan yang dibuat bertujuan untuk mengelola perekonomian, untuk pemerataan ekonomi dan untuk mencapai kondisi ekonomi yang optimal. Suatu negara dikatakan ekonominya bagus dilihat dari besar GDP nya yang baik.

GDP (Gross Domestic Product) atau dalam bahasa Indonesia PDB (Produk Domestik Bruto)

            PDB adalah nilai pasar seluruh barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu negara pada periode tertentu. PDB merupakan salah satu metode untuk menghitung pendapatan nasional. Produk Domestik Bruto diartikan sebagai nilai keseluruhan semua barang dan jasa yang diproduksi di dalam wilayah tersebut dalam jangka waktu tertentu (biasanya per tahun). PDB berbeda dari produk nasional bruto karena memasukkan pendapatan faktor produksi dari luar negeri yang bekerja di negara tersebut. Sehingga PDB hanya menghitung total produksi dari suatu negara tanpa memperhitungkan apakah produksi itu dilakukan dengan memakai faktor produksi dalam negeri atau tidak. Sebaliknya, PNB memperhatikan asal usul faktor produksi yang digunakan.

Definisi sederhananya PDB ialah seluruh hasil barang atau jasa yang berada di Indonesia baik dari orang Indonesia itu sendiri maupun dari perusahaan luar negeri yang berada di Indonesia. Misalnya : ada perusahaan Astra yang merupakan perusahaan negara Jepang buka cabang di Indonesia maka output akan dihitung oleh Indonesia sebagai PDB dan PNB bagi negara Jepang.

Perhitungan pendapatan nasional dengan pendekatan produksi di Indonesia dilakukan dengan menjumlahkan semua sektor industri yang ada, sektor industri tersebut dikelompokkan menjadi 11 sektor atas dasar ISIC ( International Standard Industrial Classification) yang meliputi :

1.       Sektor produksi pertanian

2.      Sektor produksi pertambangan dan penghasilan

3.      Sektor industri manufaktur

4.      Sektor produksi bangunan

5.      Sektor produksi perdagangan, hotel, dan restoran

6.      Sektor produksi transportasi dan komunikasi

7.       Sektor produksi bank dan lembaga keuangan lainnya

8.      Sektor produksi sewa rumah

9.      Sektor produksi listrik, gas dan air minum

10.   Sektor produksi pemerintahan dan pertahanan

11.    Sektor produksi jasa lainnya

Perhitungan PDB ada dua jenis yaitu :

a.       Pengukuran PDB nominal

Pengukuran nilai barang dan jasa PDB dari harga yang berlaku sesuai tahun yang dikukur jadi harga setiap tahunnya berbeda (mengikuti perubahannya).

b.      Pengukuran PDB riil

Pengukuran nilai barang dan jasa PDB dari harga sesuai tahun dasar (harganya konstan) untuk menyesuaikan harga tahun dasar harus ditentukan saat perekonomian sedang stabil.  Jika saat terjadinya krisis maka akan berakibat pada kesalahan.

Contoh kasus Perhitungan PDB Nominal :

Penjualan pada hasil pertanian (buah) pada 3 jenis buah yakni : buah jeruk, buah kuini dan buah naga di tahun 2009, 2010 dan 2011.

2009 : jeruk ( 25 kg x Rp. 10.000) + kuini ( 15 kg x Rp. 20.000 ) + naga ( 10 kg x Rp. 15.000 )

            = (Rp. 250.000 + Rp. 300.000 + Rp. 150.000)

            = Rp. 700.000

2010 : jeruk ( 30 kg x Rp. 12.000) + kuini ( 10 kg x Rp. 30.000 ) + naga ( 20 kg x Rp. 17.000 )

            = (Rp. 360.000 + Rp. 300.000 + Rp. 340.000)

            = Rp. 800.000

2011 : jeruk ( 35 kg x Rp. 14.000 ) + kuini ( 20 kg x Rp. 32.000) + naga ( 25 kg x Rp. 18.000 )

            = ( Rp. 490.000 + Rp. 640.000 + Rp. 450.000)

            = Rp. 1.580.000


Contoh kasus Perhitungan PDB Riil :

Penjualan pada hasil pertanian (buah) pada 3 jenis buah yakni : buah jeruk, buah kuini dan buah naga di tahun 2009, 2010 dan 2011. Dengan memakai harga tahun dasar dari tahun 2009.

2009 : jeruk ( 25 kg x Rp. 10.000) + kuini ( 15 kg x Rp. 20.000 ) + naga ( 10 kg x Rp. 15.000 )

            = (Rp. 250.000 + Rp. 300.000 + Rp. 150.000)

            = Rp. 700.000

2010 : jeruk ( 30 kg x Rp. 10.000 ) + kuini ( 10 kg x Rp. 20.000) + naga ( 20 kg x Rp. 15.000)

            = ( Rp. 300.000 + Rp. 200.000 + Rp. 300.000 )

            = Rp. 800.000

2011 : : jeruk ( 35 kg x Rp. 10.000 ) + kuini ( 20 kg x Rp. 20.000) + naga ( 25 kg x Rp. 15.000)

            = ( Rp. 350.000 + Rp. 400.000 + Rp. 375.000 )

            = Rp. 1.125.000

Kenapa harus melakukan perhitungan PDB Nominal dan PDB Riil ? karena kita memakai uang kertas sebagai alat pembayaran (satuan perhitungannya) yang kita ketahui bahwa uang kertas selalu tergerus karena inflasi atau bisa dibilang uang kertas nilainya tidak stabil. Pemerintah harus ngecek terus perubahan nilai tukar karena kita memakai uang kertas tetapi jika memakai uang emas yang stabil maka pemerintah bisa tinggalkan pekerjaan tersebut malah pekerjaan nya akan berkurang.



GNP (Gross National Product) atau dalam bahasa Indonesianya PNB (Produk Nasional Bruto)

            PNB adalah hasil produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara (secara nasional) selama satu tahun, termasuk hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga negara yang berada di luar negeri, tetapi tidak termasuk hasil produksi perusahaan asing yang beroperasi di wilayah negara tersebut. Misalnya : seorang warga negara Indonesia bekerja di Malaysia maka pendapatannya dihitung sebagai PNB Indonesia atau jika ada perusahaan asli Indonesia buka cabang di Luar Negeri maka ia termasuk perhitungan PNB Indonesia.

Berikut sektor – sektor PNB :

1.       Rumah Tangga dengan pengeluaran konsumsi

2.      Perusahaan dengan pengeluaran investasi

3.      Pemerintah dengan pengeluaran pemerintah

4.      Masyarakat dengan pengeluaran ekspor dan impor

Perhitungan PNB = PDB + transfer dari luar negeri ( devisa ) – transfer ke luar negeri

Transfer ke luar negeri ialah hasil dari keuntungan perusahaan Luar Negeri yang ada di Indonesia yang otomatis keuntungan tersebut akan di bawa pulang ke negaranya yang artinya akan mengurangi PNB

Dalam pendekatan ekonomi konvensional PDB atau PNB Riil menjadi indikator suatu ukuran kesejahteraan ekonomi (measure of economic welfare) dalam suatu negara. Diasumsikan bahwa PNB naik maka rakyat secara materi bertambah baik posisinya sebaliknya jika rendah maka materinya pun juga rendah. PNB perkapita dikritik bukan merupakan ukuran sempurna untuk menilai kesejahteraan. Sebagai contoh : jika nilai output turun sebagai akibat orang- orang mengurangi jam kerja atau menambah waktu istirahatnya tentunya hal itu bukan menggambarkan keadaan orang itu menjadi lebih  buruk.

Berikut mengapa penggunaan PNB riil/kapita dinilai kurang pas untuk mengukur kesejahteraan:

1.       Umumnya hanya produk yang masuk pasar yang dihitung dalam PNB. Produk yang dihasilkan dan dikonsumsi sendiri tidak tercakup dalam PNB.

2.      PNB juga tidak menghitung nilai waktu istirahat, padahal ini sangat besar pengaruhnya dalam kesejahteraan. Semakin kaya seseorang akan semakin menginginkan waktu istirahat.

3.      Kejadian buruk seperti bencana alam tidak dihitung dalam PNB padahal kejadian tersebut jelas mengurangi kesejahteraan.

4.      Masalah polusi juga sering tidak dihitung dalam PNB. Banyak sekali pabrik – pabrik yang dalam kegiatan produksinya menghasilkan polusi air maupun udara. Ini jelas merusak lingkungan.

Maka dari itu dalam ekonomi Islam untuk mengukur kesejahteraan menggunakan parameter falah. Falah merupakan kesejahteraan yang hakiki dimana komponen – komponen kerohanian masuk ke dalam falah. Perhitungan kesejahteraan secara Islam juga harus mampu mengenali bagaimana interaksi instrumen – instrumen zakat, wakaf dan sedekah.



NNP ( Net National Product)

NNP adalah  jumlah barang yang dapat dikonsumsi dalam suatu negara setiap tahun tanpa mengurangi jumlah yang dapat dikonsumsi dalam tahun-tahun berikutnya.

Sektor NNP :

1.       Alam dengan sewa ( balas jasa)

2.      Tenaga kerja dengan upah

3.      Modal dengan bunga

4.      Skill dengan laba

Perhitungan NNP :

NNP = GNP – depresiasi

Kenapa harus dihitung depresiasi, karena untuk rencana investasi ke depannya karena setiap bangunan akan mengalami penyusutan per tahunnya.



Pendapatan Nasional

Pendapatan Nasional = NNP – pajak

Bicara pendapatan nasional berarti bagaimana mengulik – ulik PDB dengan cara merubah -ubah kebijakan bisa dari konsumsi (C) , Investasi (I) , Pengeluaran Pemerintah (G) , kegiatan Ekspor (X), dan Impor (M). Misalnya : menghapuskan bea masuk bagi barang impor untuk meningkatkan PDB. Atau menaikkan konsumsi dengan cara meningkatkan produksi.



Y = C + I + G + ( X – M )

C = Konsumsi

I = Investasi

G = Pengeluaran Pemerintah

X = Ekspor

M = Impor

Tujuan perhitungan pendapatan nasional :

1.       Untuk mengetahui tingkat kemakmuran suatu negara.

2.      Untuk memperoleh taksiran yang akurat nilai barang dan jasa yang dihasilkan masyarakat dalam satu tahun.

3.      Untuk membantu membuat rencana pelaksanaan program pembangunan yang berjangka.

Consumer Price Index (CPI) atau dalam bahasa Indonesia Indeks Harga Konsumen (IHK)

IHK ialah indeks mengukur harga rata-rata dari barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga (household). Indeks Harga Konsumen (IHK) dapat diartikan sebagai indeks harga dari biaya sekumpulan barang konsumsi yang masing-masing diberi bobot menurut proporsi belanja masyarakat untuk komoditi yang bersangkutan. IHK mengukur harga sekumpulan barang tertentu (seperti bahan makanan pokok, sandang, perumahan, dan aneka barang dan jasa) yang dibeli konsumen.

IHK sering digunakan untuk mengukur tingkat inflasi suatu negara dan juga sebagai pertimbangan untuk penyesuaian gaji, upah, uang pensiun, dan kontrak lainnya.

Ciri-ciri IHK adalah sebagai berikut:

1.       Hanya mengukur harga barang dan jasa yang dibeli konsumen.

2.      IHK mencakup barang dan jasa yang domestik dan barang-barang impor.

3.      Dalam IHK, komponen biaya-biaya bunga mewakili biaya perumahan.

Rumus IHK :

IHK = Pn/Po x 100%

Pn = harga sekarang

P0 = harga dasar tahun dasar

IHK atau indeks harga konsumen merupakan salah satu indikator yang mencerminkan inflasi. Indeks harga konsumen dapat mengukur tingkat harga akan barang dan jasa yang dianggap mencerminkan konsumsi masyarakat secara rata-rata. Biasanya IHK dihitung berdasarkan survey biaya hidup di suatu daerah perkotaan yang dilakukan secara bertahap.

Tingkat CPI diharapkan berada di bawah angka 2%. Jika inflasi mencapai tingkat lebih dari 2%, suku bunga pinjaman dapat dinaikkan untuk membantu melawan inflasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MAKALAH KELOMPOK 1 PASAR MODAL SYARIAH

INVESTASI DAN PERKEMBANGAN PASAR MODAL DI INDONESIA Khairil Ihsan Sitompul [1] Nur Auliah [2] Nurhidayati [3] Yuyun Trian...