Senin, 24 Juni 2019

MAKALAH KELOMPOK 1 PASAR MODAL SYARIAH



INVESTASI DAN PERKEMBANGAN PASAR MODAL DI INDONESIA



Khairil Ihsan Sitompul [1]

Nur Auliah [2]

Nurhidayati [3]

Yuyun Triandhini [4]

                                                                     Akbar [5]       





ABSTRACT

Capital Market is a meeting place for sellers and buyers to make investment transactions where those traded are stocks and bonds that can only be done on the stock exchange. Capital Market has entered Indonesia since the Dutch colonial era in 1892 and currently the Indonesian capital market is called the Indonesia Stock Exchange (IDX). The IDX was inaugurated in 2007 which was a joint venture between the JSX and SSX that existed in the 70s. Capital market is related to investment, with investment in the capital market expected to increase economic activity. This paper aims to inform the reader about the history of the Indonesian capital market and the introduction of investment. In this paper also analyzing the development of the JCI in 2014-2017 experienced an increase caused by good Indonesian politics and economy.





ABSTRAK

Pasar modal adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi investasi dimana yang diperjual belikan adalah saham dan obligasi yang  hanya bisa dilakukan di bursa efek. Pasar modal telah masuk di Indonesia sejak jaman penjajahan Belanda yakni tahun 1892 dan saat ini pasar modal Indonesia disebut Bursa Efek Indonesia (BEI). BEI diresmikan tahun 2007 yang merupakan gabungan BEJ dan BES yang ada pada tahun 70-an. Pasar modal berkaitan dengan investasi, dengan adanya investasi di pasar modal diharapkan aktivitas ekonomi semakin meningkat. Tulisan ini hadir untuk memberitahukan kepada pembaca tentang sejarah pasar modal indonesia serta  pengenalan investasi. Dalam tulisan ini juga menganalisis perkembangan IHSG tahun 2014-2017 mengalami penaikan yang disebabkan oleh politik dan ekonomi Indonesia yang baik.




A.    PENDAHULUAN

Sejarah bank ada di dunia pada tahun 2000 sebelum masehi atau lebih kurang 5 ribu tahun yang lalu, konsep bank pada masa itu berperan sebagai sarana simpan pinjam bagi para petani dan peniaga. Kegiatan pasar modal muncul  seiring berjalannya waktu pada abad ke-3 sesudah masehi yang membantu para peniaga untuk mengembangkan usahanya[6].

Pasar modal memiliki peran yang besar bagi perekonomian  disuatu negara, karena pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan.[7] Fungsi ekonomi, karena pasar menyediakan fasilitas atau wahana yang mempertemukan dua kepentingan yaitu pihak yang memiliki kelebihan dana (investor) dan pihak yang memerlukan dana (issuer). Fungsi keuangan, karena pasar modal memberikan kemungkinan dan kesempatan memeroleh imbalan (return) bagi pemilik dana, sesuai dengan karakteristik investasi yang dipilih.

Pasar modal sangat berkaitan dengan  investasi, dengan adanya investasi di pasar modal diharapkan aktivitas ekonomi semakin meningkat karena pasar modal merupakan alternatif pendanaan bagi perusahaan sehingga perusahaan bisa beroperasi dengan skala besar dan meningkatkan pendapatan. Di Indonesia, diambil dari data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) baru 29,66% dari 250 juta penduduk yang mengenal fasilitas keuangan, 4,4% masyarakat yang mengenal investasi di pasar modal dan hanya sekitar 0,4% dari 250 juta masyarakat yang mengenal investasi dan berinvestasi di pasar modal itupun didominasi oleh para pengusaha. Maka dari itu, perlunya penulis untuk membahas investasi dan sejarah pasar modal di Indonesia.



B.     KAJIAN TEORI

1.      INVESTASI

Menurut Haming dan Basalamah, investasi adalah pengeluaran pada saat sekarang untuk membeli aktiva riil (tanah, rumah, mobil, dll) atau juga aktiva keuangan mempunyai tujuan untuk mendapatkan penghasilan yang lebih besar lagi dimasa yang mendatang. Selanjutnya dikatakan juga investasi adalah aktivitas yang berkaitan dengan usaha penarikan sumber-sumber dana yang digunakan untuk mengadakan barang modal pada saat sekarang, dan dengan barang modal tersebut akan dihasilkan aliran produk baru di masa yang akan datang. Menurut Abdul Halim, investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang.[8]

Menurut Sunariyah, investasi adalah penanaman modal untuk satu ataupun lebih aktiva uang dimiliki dan juga biasanya berjangka waktu lama dengan harapan untuk mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang.[9]

Dari ketiga defenisi di atas penulis menyimpulkan bahwa investasi adalah suatu aktivitas penanaman modal kepada suatu perusahaan dengan harapan mendapatkan return atau keuntungan di masa yang akan datang.



2.      PASAR MODAL

Pasar modal dari arti sempit adalah suatu tempat yang terorganisasi dimana efek-efek diperdagangkan yang disebut bursa efek.[10] Menurut kamus pasar uang dan modal, pasar modal adalah pasar kongkret yang mempertemukan pihak yang menawarkan dan yang memerlukan dana jangka panjang, yaitu jangka satu tahun keatas.

Menurut David L.scott, pasar modal adalah pasar untuk dana  jangka panjang dimana saham biasa, saham preferen, dan obligasi yang diperdagangkan. Pasar modal adalah suatu tempat bertemunya para penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi dalam rangka memperoleh modal.[11]

Dari keempat defenisi pasar modal di atas maka dapat penulis simpulkan bahwa pasar modal adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi investasi dimana yang diperjual belikan adalah saham dan obligasi yang  hanya bisa dilakukan di bursa efek.



C.    PEMBAHASAN

1.      INVESTASI

Investasi adalah suatu aktivitas penanaman modal kepada suatu perusahaan dengan harapan mendapatkan return atau keuntungan di masa yang akan datang. Investasi penting berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Keynes yaitu pengaruh anggaran pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi. Teori tersebut dijelaskan bahwa investasi mampu menciptakan pendapatan dan memperbesar kapasitas produksi perekonomian dengan cara meningkatkan persediaan terhadap modal.[12]

Investasi asing juga dibutuhkan untuk memajukan suatu negara, karena dapat mendorong berkembangnya industri barang-barang ekspor non-migas untuk mendapatkan devisa dan menjadi sumber pembiayaan dalam pembangunan daerah – daerah tertinggal.[13]

Mayoritas orang - orang yang tinggal di kota besar memiliki gaya hidup yang tinggi menjadikan investasi sebagai alternatif mendapatkan hidup yang lebih baik. Inflasi yang setiap tahunnya berubah menyebabkan menabung di bank saja tidak cukup karena nilai mata uang sewaktu - waktu akan menurun, sehingga investasi menjadi cara yang tepat untuk melindungi kekayaan yang dimiliki.

Investasi dapat dilakukan oleh siapa saja yang memiliki kelebihan dana, untuk itu perlu diketahui cara berinvestasi :

1.      Kenali kebutuhan dan tujuan anda;

2.      Kenali karakter investasi dan profil risiko anda;

3.      Buka rekening investasi;

4.      Monitor investasi anda secara berkala.


2.      PASAR MODAL

Pasar modal masuk ke Indonesia sejak jaman penjajahan Belanda, yang dimulai dari kegiatan perdagangan saham tahun 1892. Tahun 1912 pemerintah Hindia-Belanda membuka Kantor cabang bursa efek Amsterdam (De Amsterdamse Effectenbueurs) bertempat di Batavia merupakan bursa efek resmi yang memperdagangkan efek. Efek yang diperdagangkan saat itu ialah efek dari Inggris, Amerika serikat, Tiongkok, dan Belanda baik dalam bentuk saham, obligasi dan depository receipts.[14]

Pasar modal ketika itu didirikan untuk kepentingan pemerintah kolonial atau VOC. Secara singkat sejarah pasar modal di Indonesia dapat dilihat sebagai berikut :[15]

a.       14 Desember 1912: Bursa efek pertama di Indonesia dibentuk di Batavia oleh pemerintah Hindia-Belanda;

b.      1914-1918: Bursa efek di Batavia ditutup selama perang dunia 1;

c.       1925-1942: Bursa efek di Jakarta dibuka kembali bersama bursa efek di Semarang dan Surabaya;

d.      Awal tahun 1939: Karena isu politik (perang dunia II) bursa efek di Semarang dan Surabaya di tutup;

e.       1942-1952: Bursa efek di Jakarta ditutup kembali selama perang dunia II;

f.        1952: Bursa efek di Jakarta diaktifkan kembali dengan Undang-Undang Darurat Pasar Modal;

g.      1952: Menteri kehakiman (Lukman Wiradinata) dan menteri keuangan (Prof. Dr. Sumitro Djojohadikusumo) mengeluarkan instrumen yang diperdagangkan adalah obligasi pemerintah RI;

h.      1956: Program nasionalisasi perusahaan Belanda. Bursa efek semakin tidak aktif

i.        1956-1977: Perdagangan di bursa efek vakum;

j.        10 Agustus 1977: Bursa efek diresmikan kembali oleh presiden Soeharto. BEJ dijalankan di bawah BAPEPAM  (Badan Pelaksana Pasar Modal). Tanggal 10 Agustus diperingati sebagai HUT Pasar Modal. Pengaktifan kembali pasar modal ini juga ditandai dengan go-public di PT. Semen Cibinong sebagai emiten pertama;

k.      1977-1987: Perdagangan di bursa efek sangat lesu. Jumlah emiten hingga 1987 baru mencapai 24. Masyarakat lebih memilih instrumen perbankan dibandingkan dengan instrumen pasar modal;

l.        1987: Ditandai dengan hadirnya paket Desember 1987 (Pakdes 87) yang memberikan kemudahan bagi perusahaan untuk melakukan penawaran  umum dan investor asing menanamkan modal di Indonesia;

m.    1988-1990: Paket deregulasi dibidang perbankan dan pasar modal diluncurkan. Pintu BEJ terbuka untuk asing. Aktivitas bursa terlihat meningkat; 

n.      2 Juni 1988: Bursa Paralel Indonesia (BPI) mulai beroperasi dan dikelola oleh Persatuan Perdagangan Uang dan  Efek (PPUE), sedangkan organisasinya terdiri dari broker dan dealer;

o.      Desember 1988: Pemerintah mengeluarkan Paket Desember 1988 (Pakdes 88) yang memberikan kemudahan perusahaan untuk go-public  dan beberapa kebijakan lain yang positif bagi pertumbuhan pasar modal;

p.      16 Juni 1989: Bursa Efek Surabaya (BES) mulai beroperasi dan dikelola oleh perseroan terbatas milik swasta yaitu PT. Bursa Efek Surabaya;

q.      13 Juli 1992: Swastanisasi BEJ; Bapepam berubah menjadi Badan Pengawas Pasar Modal. Tanggal ini diperingati sebagai HUT BEJ;

r.        22 Mei 1995: Sistem Otomasi perdagangan di BEJ dilaksanakan dengan sistem computer JATS (Jakarta Automated Trading Systems);

s.       10 November 1995: Pemerintah mengeluarkan Undang-undang No.8 tahun 1995 tentang Pasar Modal. Undang-undang ini mulai diberlakukan mulai januari 1996;

t.        1995: Bursa Paralel Indonesia merger dengan Bursa Efek Surabaya;

u.      2000: Sistem Perdagangan Tanpa Warkat (Scipless Trading) mulai diaplikasikan di pasar modal Indonesia;

v.      2002: BEJ mulai mengaplikasikan sistem perdagangan jarak jauh (Remote Trading);

w.    2007: Penggabungan BEJ dan BES berdasarkan kesepakatan RUPSLB (Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa) pada tanggal 30 Oktober 2007 yang kemudian dituangkan dalam Akta Penggabungan dan berganti nama menjadi PT. Bursa Efek Indoensia (BEI) yang resmi beroperasi sejak tanggal 1 November 2007.

 

Perkembangan Pasar Modal di Indonesia saat ini berdasarkan data dari OJK pertumbuhan IHSG dari tahun 2014 – 2017 sebagai berikut :

Tahun
IHSG
Tertinggi
Terendah
Akhir
%
2014
5.246,483
4.175,806
5.226,947
22,29
2015
5.523,290
4.120,503
4.593,008
-12,13
2016
5.423,317
4.414,126
5.296,711
15,32
2017
6.355,654
5.250,968
6.355,654
19,99

Tabel 1 : Pertumbuhan IHSG 2014-2017

Sumber : OJK tahun 2017



Berdasarkan data di atas dapat terlihat sebagai berikut :

1.      Pada tahun 2015 IHSG mengalami penurunan sebesar 633,939 atau -12,13 % dari tahun 2014

Penyebab turunnya IHSG di tahun 2015 antara lain karena kebijakan bank sentral AS (The Federal Reserve) menaikkan suku bunganya (Fed rate). Kenaikan Fed rate ini sudah direncanakan dari awal tahun 2015 tetapi baru terealisasi di akhir kuartal ketiga tahun 2015. Kebijakan tersebut membuat para investor global mengalihkan sebagian dananya ke Amerika Serikat menyebabkan kondisi bursa saham domestik menjadi lesu.

Di sisi lain, diambil dari artikel online merdeka.com menyatakan bahwa pertengahan tahun 2015 bertepatan dengan perombakan jajaran direksi PT Bursa Efek Indonesia. Dimana Tito Sulisto menjadi pucuk pimpinan BEI menggantikan Ito Warsito. Adanya pergantian pimpinan menyebabkan perbedaan strategi yang dibuat.[16]



2.      Pada tahun 2016 IHSG mengalami peningkatan sebesar 703,703 atau 15,32 % dari tahun 2015

Penyebab meningkatnya IHSG di tahun 2016 adanya aliran dana asing yang masuk ke pasar modal sebesar Rp16,3 triliun lebih baik dari tahun sebelumnya.

   

3.      Pada tahun 2017 IHSG mengalami peningkatan sebesar 1.058,943 atau 19,99 % dari tahun 2016

Penyebab meningkatnya IHSG di tahun 2017 menurut Kepala Ekonom PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Winang Budoyo dalam wawancara yang diterbitkan di artikel ekonomi.kompas.com menjelaskan bahwa IHSG mengalami tren penguatan pada tahun 2017 dengan banyaknya investor asing menanamkan modal ke Indonesia, melihat profitabilitas yang tercatat di bursa saham serta kondisi perekonomian Indonesia yang cenderung stabil dan stagnan sepanjang tahun 2017.

Pergerakan indeks di tahun 2017 lebih banyak didorong oleh sektor perbankan, pertambangan, dan barang konsumsi (consumer goods). Kinerja emiten-emiten perbankan cukup cemerlang. Di sisi pertambangan, harga komoditas yang membaik berimbas positif pada kinerja emiten tambang.



Penulis telah mengkaji bahwa IHSG berubah naik atau turun berdasarkan aktivitas ekonomi maupun politik yang ada di Indonesia, selain itu meningkatkan kepercayaan investor juga sangat diperlukan.

 

D.    KESIMPULAN

1.      Investasi penting karena dapat membantu suatu perusahaan dalam hal permodalan dan dapat melindungi nilai kekayaan yang sewaktu-waktu dapat tergerus oleh inflasi.

2.      Pasar Modal Indonesia telah ada sejak jaman penjajahan Belanda pada tahun 1912 yang bertempat di Batavia (Jakarta) sebagai kantor cabang Bursa Efek De Amsterdamse Effectenbeurs. Bursa efek sempat terhenti ketika akhir perang dunia kedua tahun 1940 dan kembali dibuka tahun 1950 tetapi perdagangan efek pasif. Tahun 1977 diaktifkan kembali di bawah kepresidenan Bapak Soeharto dengan membentuk Bursa Efek Jakarta (BEJ) serta disusul Bursa Efek Surabaya (BES). Tahun 2007 BEJ dan BES digabungkan menjadi BEI untuk memperkuat perdagangan efek indonesia.

3.      Perkembangan pasar modal di indonesia mengikuti pasang surut keadaan politik dan ekonomi.



Daftar pustaka

Hadi. Nor, 2015, Pasar Modal edisi 2, Yogyakarta: Graha Ilmu     

Gusti dan Diota, 2018, Investasi dan Pasar Modal Indonesia, Depok: Rajawali Pers

Samsul. Mohamad, 2015, Pasar Modal dan Manajemen Portofolio, Jakarta: Erlangga

Soemitra. Andi, 2009, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Cetakan Pertama, Jakarta : Kencana

Solihin. Ismail, 2014, Pengantar Bisnis, Jakarta: Erlangga

Sunariyah, 2011, Pengantar Pengetahuan Pasar Modal, Yogyakarta : UPP STIM YKPN

I Ketut Ardana Yasa, Peranan Investasi dalam Pembangunan Ekonomi di Indonesia, dikutip dari https://ardana45.wordpress.com/2013/05/14/peranan-investasi-dalam-pembangunan-ekonomi-di-indonesia-olehi-ketut/ , diakses pada hari Kamis 14 Maret 2019 pukul 16.02, Tahun 2013





[1] 1601270009, UMSU, Fakultas Agama Islam, Perbankan Syariah, Semester 6A
[2] 1601270017, UMSU, Fakultas Agama Islam, Perbankan Syariah, Semester 6A
[3] 1601270026, UMSU, Fakultas Agama Islam, Perbankan Syariah, Semester 6A
[4] 1601270038, UMSU, Fakultas Agama Islam, Perbankan Syariah, Semester 6A
[5] 1701270104P, UMSU, Fakultas Agama Islam, Perbankan Syariah, Semester 6A
[6] Diambil dari https://forum-uang.blogspot.com/2015/12/sejarah-pasar-modal-di-dunia.html , diakses pada hari Rabu 13 Maret 2019 pukul 22.02
[7] Gusti dan Diota, Investasi dan Pasar Modal Indonesia (Depok : Rajawali Pers, 2018), h. 16
[8] Gusti dan Diota, log. Cit., h.2
[9]  Sunariyah, Pengantar Pengetahuan Pasar Modal (Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2011), h. 18
[10] Ismail Solihin, Pengantar Bisnis, (Jakarta: Erlangga, 2014), h. 266
[11] Nor hadi, Pasar Modal Edisi 2, (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2015), h.14
[12] Gusti dan Diota, Op.Cit., h. 3
[13] I Ketut Ardana Yasa, Peranan Investasi dalam Pembangunan Ekonomi di Indonesia, dikutip dari  https://ardana45.wordpress.com/2013/05/14/peranan-investasi-dalam-pembangunan-ekonomi-di-indonesia-olehi-ketut/ , diakses pada hari Kamis 14 Maret 2019 pukul 16.02, Tahun 2013
[14] Mohamad Samsul, Pasar Modal dan Manajemen Portofolio (Jakarta : Erlangga, 2015), h.46
[15] Andi Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Cetakan-1 (Jakarta : Kencana, 2009), h. 114
[16] Diambil dari https://merdeka.com/penyebab-IHSG-turun , diakses pada hari Kamis 14 Maret 2019 pukul 17.51

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MAKALAH KELOMPOK 1 PASAR MODAL SYARIAH

INVESTASI DAN PERKEMBANGAN PASAR MODAL DI INDONESIA Khairil Ihsan Sitompul [1] Nur Auliah [2] Nurhidayati [3] Yuyun Trian...