Jurusan
: Perbankan Syariah UMSU
1.
Pengertian dan Ruang lingkup Perekonomian Tertutup tanpa
Kebijakan Pemerintah dalam perspektif ekonomi konvensional
Perekonomian dua sektor yaitu perekonomian
yang terdiri dari pengeluaran yang dilakukan oleh rumah tangga konsumen yang
biasanya disebut consumption (C) dan pengeluaran yang dilakukan rumah tangga
(firm) disebut investment (I).
Perekonomian 2 sektor dapat dituliskan :
Y =C+I
Jika sebagian tan digunakan untuk konsumsi
dan sebagian pendapatan digunakan untuk menabung (S) maka dapat ditulis:
Y=C+S
Jika digabungkan menjadi:
Y=Y
C+I=C+S
2. Fungsi Konsumsi dan
Tabungan dengan pendekatan Ekonomi Konvensional
Pendapatan yang dihasilkan rumah tangga
konsumen merupakan sis pendapatan sedangkan pengeluaran rumah tangga merupakan
sisi pengeluaran.
Menurut Keynes konsumsi merupakan fungsi
pendapatan C=f(Y) dalam bentuk persamaan ditulis:
C=a+bY
Ket :
C = besarnya konsumsi rumah tangga
a = konsumsi dasar ( konsumsi otonom)
b = MPC (Marginal to Consume) MPC = dY/dC
Y = pendapatan disposibel
MPC lebih besar dari nol (0) mencerminkan
pengeluaran konsumsi pendapatan. MPC<1 mencerminkan kenaikan pengeluaran
konsumsi akan selalu lebih kecil dari kenaikan pendapatan.
Keynes juga menyatakan bahwa Average
Propensity to Consume (APC) yang merupakan perbandingan antara konsumsi yang
dilakukan dengan tingkat pendapatan disposibel (APC=C/Y) akan mengalami
penurunan sebagai akibat kenaikan pendapatan.
Terkait dengan model fungsi konsumsi,
muncul pandangan Keynes:
1.
Franco
Modigliani dengan Hipotesis Daur hidup (life cycle hyphothesis)
Modigliani
menekankan bahwa tingkat pendapatan seseorang bervariasi secara sistematis
selama kehidupan dan tabungan dapat menggerakkan pendapatan dari masa hidupnya.
Fungsi konsumsinya :
C=W+RY/T
Ket :
W = Kekayaan
Y = Pendapatan
T = Periode
lama hidup
R = Masa
Pensiun
Atau dapat
ditulis :
C
= (1/T) W + (R/T) Y
Misalnya
seseorang mengharapkan hidup selama 60 tahun dan bekerja selama 30 tahun maka
T=60 dan R= 30 maka fungsinya :
C=
0,017 W + 0,5Y
Persamaan
ini menyatakan bahwa konsumsi bergantung dengan kekayaan dan pendapatan jika W
dan Y (1) maka C akan naik menjadi 0,517/tahun.
Dalam
terminologi makroekonomi maka persamaan konsumsi dari modigliani ialah :
C=αW+βY
α = kecendrungan mengkonsumsi
marginal dari kekayaan
β = kecendrungan mengkonsumsi
marginal dari pendapatan
2.
Milton
Friedman dengan hipotesis Pendapatan Permanen (permanent-income hypothesis)
Pendapatan
(Y) merupakan penjumlahan antara pendapatan permanen (Yp)
ialah bagian pendapatan yang diharapkan orang untuk terus bertahan di masa
depan. Pendapatan transitoris (YT) ialah bagian
pendapatan yang tidak diharapkan terus bertahan. Untuk fungsi konsumsi dapat
dinyatakan dengan persamaan :
C=
α Yp
α = bagian
dari pendapatan permanen yang dikonsumsikan
fungsi
tabungannya ialah :
S=-a+(1-b)Y
(1-b) disebut MPS (marginal
propensity to saving) MPS=dS/dY
3.
Fungsi Konsumsi dan Tabungan dengan Pendekatan Ekonomi Islam
1.
Pandangan
Fahim Khan tentang Fungsi Konsumsi dan Tabungan
Khan membagi
tingkat pendapatan masyarakat (1) pendapatan diatas nisab (Yu) dan
(2) pendapatan di bwah nisab (YL). Komponen pengeluaran
konsumen dibagi 2 : 1. Konsumsi untuk kebutuhan sendiri (E1) dan 2.
Konsumsi untuk keriuhan Allah seperti zakat sedekah infak (E2). Maka
fungsi konsumsi :
C*
= A0 + Au Yu
Jika di kombinasikan dengan
keynes diperoleh :
1.
pendapatan
diatas nisab
C
= a0 + E2 + a1 (Yu – E2 )
2. pendapatan dibawah nisab
(maka E2 tidak ada)
C
= a0 + a1 Yu
2.
Pandangan
Metwally tentang Fungsi Konsumsi dan Tabungan
Metwally
memasukkan peranan zakat terhadap fungsi konsumsi Z= αY dengan 0<α<1 . Dimisalkan
bY pendapatan pembayar zakat dan (1-β)Y adalah pendapatan penerima zakat dengan
0<β<1. Dimisalkan δ sebagai hasrat marginal penerima zakat dengan
0<b<δ<1 maka fungsi konsumsi dalam ekonomi Islam :
C=a+b
(βY-αY)+δ[(1-β)Y+αY]
Dimana :
a+b (βY-αY)
fungsi konsumsi pembayar zakat
δ[(1-β)Y+αY]
fungsi konsumsi penerima zakat
maka besaran
APC dan MPC dalam pendekatan ekonomi Islam
APC = C/Y =
a/Y + bβ-αb+δ(1-β)+αδ
MPC = bβ-αb+δ(1-β)+αδ
3.
Pandangan
Menawar Iqbal tentang Konsumsi
Iqbal
membuat beberapa pemurnian yang dapat diterima dalam memperkenalkan biaya
pengumpulan zakat. Iqbal memulai dengan persamaan yang sama C=a0 +
cY, ia menyederhanakan yang lainnya untuk penggunaannya ia meletakkan μ pada
tempat β sebagai proporsi dari Y untuk pembayar zakat dan mengganti α dengan z
sebagai tingkat zakat. Maka fungsinya :
C*
= a0 + c (μY - zY) + ô [(1-μ)Y+ zY]
Untuk menunjukkan bahwa
konsumsi tidak berlebih-lebihan atau penghindaran israf (1-f) dan mentransfer
zakat akan menarik konsumsi dari orang kaya pada arah yang berlawanan dengan
dampak yang tidak pasti. Meningkatkan dan menurunkan C* maka
persamaan :
C*
- s = (d-c)σ-cf(μ-σ)
Implikasinya
adalah jika saat ini kecenderungan orang-orang kaya pada masyarakat muslim
untuk menyamai pola-pola konsumsi barat terus berlanjut, dampak dari
pengeluaran yang tidak berlebihan terhadap C* bisa menjadi
inefektif.
4.
Fungsi Investasi dengan Pendekatan Ekonomi Konvensional
Ada 3 bentuk pengeluaran investasi :
1.
Investasi
tetap bisnis (business fixed investment), yaitu pengeluaran investasi untuk
pembelian berbagai jenis barang modal yaitu mesin dan peralatan.
2.
Investasi
residensial (residensial investment), yaitu pengeluaran untuk mendirikan rumah
tempat tinggal, bangunan kantor, bangunan pabrik.
3.
Investasi
persediaan (inventory investment) yaitu berupa pertambahan nilai stok barang
yang belum terjual, bahan mentah dan barang yayang masih dalam proses produksi
pada akhir tahun perhitungan pendapatan nasional.
Fungsi persamaan untuk investasi dengan
pendekatan sederhana dua cara : (1) dengan mengasumsikan bahwa investasi
bersifat autonomous atau tidak terpengaruhi oleh variabel lain.
I = ī
(2)
investasi yang dipengaruhi oleh variabel suku bunga atau interest (i) sehingga:
I = ī
- di
Hubungan
negatif antara suku bunga dengan investasi, jika tingkat suku bunga naik maka
investasi akan turun demikian sebaliknya.
5. Fungsi Investasi dengan
Pendekatan Ekonomi Islam
Menurut Metwally (1995) investasi dalam
ekonomi Islam dipengaruhi 3 faktor :
1.
Ada
sanksi terhadap pemegang aset yang kurang atau tidak produktif
2.
Dilarang
melakukan berbagai bentuk spekulasi dan segala macam judi
3.
Tingkat
bunga untuk berbagai pinjaman sama dengan nol
Sehingga seorang muslim boleh memilih 3
alternatif :
a.
Memegang
kekayaannya dalam bentuk uang kas
b.
Memegang
tabungannya dalam bentuk aset tanpa berproduksi seperti deposito, real estate,
permata
c.
Menginvestasikan
tabungannya.
Menurut Metwally, fungsi investasi dalam
ekonomi Islam
I = f (r ZA Zn μ)
dan
r = f (SI/SF)
Ket
:
I
= permintaan investasi
r
= tingkat keuntungan yang diharapkan
SI
= bagian/pangsa keuntungan/ kerugian investor
SF
=bagian/pangsa keuntungan/ kerugian peminjam dana
ZA=
Tingkat zakat atau aset yang kurang atau tidak produkstif
Zn=
tingkat zakat atas keuntungan investasi
μ
= pengeluaran lain-lain zakat atas aset yang tidak atau kurang produktif
Nilai ZA dan Zn
(tingkat zakat) besaranya tetap, maka dapat disederhanakan :
I = f (r μ)
Faktor
yang mempengaruhi besar kecilnya investasi
1.
Tingkat
keuntungan yang diharapkan
2.
Pengeluaran
lain-lain zakat atas aset yang tidak atau kitang produktif
Khan dalam makalahnya (2004) menyatakan
bahwa permintaan investasi ditentukan oleh tingkat keuntungan yang diharapkan
sedangkan tingkat keuntungan yang diharapkan tergantung pada total profit yang
diharapkan dari kegiatan firm dan share in profit yang di klaim oleh pemilik
dana.
Tingkat investasi dengan tingkat
keuntungan yang diharapkan jika tingkat keuntungan yang diharapkan mengalami
kenaikan, maka akan meningkatkan tingkat investasi sebaliknya, jika tingkat
keuntungan turun maka tingkat investasi akan turun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar