Minggu, 15 April 2018

MANAJEMEN KEUANGAN SYARIAH 8


Pertemuan 8


Manajemen Persediaan dalam Perspektif Keuangan Syariah


Al-Qur’an yang mengatur tentang persediaan masa depan ialah :

QS. Lukman ayat 34 yang menyatakan bahwa : “sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya pengetahuan tentang hari kiamat dan Dia-lah yang menurunkan hujan, mengetahui apa yang ada dalam rahim, dan tiada seseorang pun yang mengetahui apa yang akan diusahakannya besok dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan meninggal. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.”

Persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk digunakan dalam proses produksi atau perakitan, untuk dijual kembali, atau untuk suku cadang dari peralatan atau mesin. Persediaan dapat berupa bahan mentah, bahan pembantu, barang dalam proses, barang jadi ataupun suku cadang.

Fungsi Persediaan

1.        Menghilangkan resiko keterlambatan pengiriman bahan baku atau barang yang dibutuhkan perusahaan.

2.       Menghilangkan resiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan.

3.       Menghilangkan resiko terhadap kenaikan harga barang secara musiman atau inflasi

4.       Untuk menyimpan bahan baku yang dihasilkan secara musiman sehingga perusahaan tidak akan kesulitan jika bahan itu tidak tersedia di pasaran.



Tujuan Persediaan

Tujuan utama manajemen persediaan adalah memaksimalkan barang persediaan dengan biaya yang minimal. Selain itu ada banyak tujuan lain yang bisa kita manfaatkan melalui manajemen persediaan berikut ini beberapa diantaranya:

a.       Memastikan adanya persediaan melalui safety stock

b.       Memberi waktu luang untuk pengelolaan produksi dan pembelian

c.       Mengantisipasi perubahan permintaan dan penawaran.

d.       Menghilangkan atau mengurangi risiko keterlambatan pengiriman bahan

e.       Menyesuaikan dengan jadwal produksi

f.        Menghilangkan atau mengurangi resiko kenaikan harga

g.       Menjaga persediaan bahan yang dihasilkan secara musiman

h.       Mengantisipasi permintaan yang dapat diramalkan.

i.        Mendapatkan keuntungan dari quantity discount

j.         Komitmen terhadap pelanggan.



Jenis Persediaan

Perusahaan mempertahankan 4 jenis persediaan:

1.        Persediaan bahan mentah

Persediaan bahan mentah telah dibeli, namun belum diproses. Bahan mentahnya dapat digunakan dari proses produksi untuk pemasok yang berbeda-beda. Meskipun demikian, pendekatan yang lebih disukai adalah dengan menghapus variabilitas pemasok dalam hal mutu, jumlah, atau waktu pengiriman sehingga tidak diperlukan pemisahan.

2.       Persediaan barang-dalam-proses (Work-In-Process)

Persediaan barang-dalam-proses telah mengalami beberapa perubahan, tetapi belum selesai. WIP ini ada karena untuk membuat produk diperlukan waktu (disebut waktu siklus). Pengurangan waktu siklus menyebabkan persediaan WIP pun berkurang. Sering kali hal ini tidak sulit untuk dilakukan, karena hampir di sepanjang waktu "pembuatan produk", produk itu sebenarnya menganggur. Waktu kerja aktual atau waktu "jalan" merupakan bagian kecil dari waktu arus bahan baku, mungkin hanya 5%.

3.       MRO

MRO merupakan persediaan yang dikhususkan untuk perlengkapan pemeliharaan/ perbaikan/operasi. MRO ini ada karena waktu dan kebutuhan untuk pemeliharaan dan perbaikan dari beberapa peralatan tidak dapat diketahui. Walaupun permintaan untuk persediaan MRO ini sering kali merupakan fungsi jadwal-jadwal pemelih araan, permintaan MRO lainnya perlu diantisipasi.

4.       Persediaan barang jadi

Persediaan barang jadi selesai dan menunggu untuk dikirimkan. Barang jadi dimasukkan ke dalam persediaan karena permintaan konsumen untuk jangka waktu tertentu tidak diketahui.



Model Pendekatan Manajemen Persediaan

1.        Economic Order Quantity (EOQ)

Economic order quantity yaitu kuantitas pemesanan yang paling ekonomis, yaitu kuantitas pembelian barang yang mampu meminimumkan kuantitas ongkos pemeliharaan barang di gudang dan ongkos pemesanan setiap tahun.

2.       Periodic Review

Dalam pendekatan ini dikerjakan pemesanan barang bersama interval pas sama. Artinya pemesanan barang telah terjadwal secara rutin agar ongkos yang disiapkan mampu diperkirakan.

3.       Material Requirement Planning (MRP)

Dalam MRP, pembelian barang yang diperlukan perencanaan untuk sebabkan produk yang terdiri dari lebih dari satu komponen atau dikenal bersama system assembling. Tujuannya yaitu untuk menanggung tersedianya material, item, komponen didalam mengolah dan juga produk jadi. Tujuan keduanya yaitu untuk memelihara tingkat persediaan seminim mungkin, dan juga untuk memiliki rencana kesibukan pengiriman, penjadwalan dan pembelian material.

4.       Pendekatan Just In Time (JIT)

Just in time adalah suatu sistem yang memusatkan pada eliminasi aktivitas pemborosan dengan cara memproduksi produk sesuai dengan permintaan konsumen dan hanya membeli bahan sesuai dengan kebutuhan produksi yang tepat, waktu dan tempat yang tepat.

Pendekatan JIT ini meminimalkan total biaya penyimpanan dan persiapan hingga menekan biaya-biaya tersebut sampai nol.

Keuntungan JIT:

a.       Seluruh sistem yang ada dalam perusahaan dapat berjalan secara lebih efisien

b.       Pabrik mengeluarkan biaya lebih sedikit untuk memperkerjakan staff

c.       Barang produksi tidak harus selalu dicek, disimpan, atau di returm kembali.

d.       Kertas kerja dapat lebih simple

e.       Penghematan yang dilakukan dapat digunakan untuk mendapat profit yang lebih tinggi, misalnya dengan mengadakan promosi tambahan.

Kelemahan JIT :

Ialah bahwa tingkatan order ditentukan oleh data permintaan historis. Jika permintaan naik melebihi dari rata-rata perencanaan historis maka persediaan akan habis dan akan mempengaruhi tingkat pelayanan konsumen.



Konsep Manajemen Persediaan Dalam Islam

1.        Menyimpan kelebihan setelah kebutuhan primer terpenuhi

Dalam hal ini Islam menganjurkan kita untuk mempunyai skala prioritas. Seseorang harus dapat melatih dirinya maupun keluarganya untuk menabung dengan bentuk yang paling sederhana untuk kebaikan mereka.

2.       Menyimpan kelebihan untuk menghadapi kesulitan

Sesuai dengan surah Yusuf ayat 48 Hidup dapat mengalami pasang surut perekonomian maka ketika dedang longgar harus dapat menyisihkan dana untuk menghadapi krisis yang tak terduga pada masa yang akan datang atau sebagai persediaan kebutuhan dimasa depan.

3.       Hak harta sebagai generasi cemerlang mendatang

Dalam konsep islam kedua orang tua harus menyadari bahwa generasi mendatang memiliki hak dari harta mereka sehingga dianjurkan untuk tidak berlebih-lebihan dab mengabaikan kelangsungan hidup generasi mendatang.

4.       Tidak menimbun dan memonopoli harta kekayaan

Islam mengharamkan penimbunan harta dalam segala bentuk. Namun para ulama menafsirkan bahwa yang dimaksud dengan menafkahkan ialah dengan cara investasi mudharabah(bagi hasil) maupun usaha musyarakah. Pengembangan harta tersebut dengan cara :

a.       Bisnis swasta perniagaan dan produksi barang atau jasa

b.       Penanaman modal mudharabah dengan pihak lain

c.       Perserikatan usaha patungan(musyarakah)

d.       Penitipan dalam bentuk giro maupun tabungan bank Islam

e.       Kerjasama lainya dalam pengembangan modal

5.       Pengembangan harta dilakukan melalui usaha yang baik dan halal

Pengembangan harta harus menghindari riba, dan hal-hal yang menimbulkan kerusakan. Usaha, pengeluaran, dan pengembangan yang halal adalah mata rantai yang saling berhubungan. Oleh karena itu, setiap orang harus menghayati firman Allah “Allah memusnahkan riba dan menyuburkan seekah” QS. Al-Baqarah ayat 276.



Persediaan dalam Perbankan Syariah

Dalam perbankan syariah pendekatan yang digunakan adalah pendekatan Just In Time (JIT). Dalam hal ini pihak perbankan akan memproduksi dan menyediakan produk sesuai dengan permintaan konsumen dan hanya membeli bahan sesuai dengan kebutuhan produksi yang tepat, waktu dan tempat yang tepat saat ada permintaan.

Persediaan di dalam perbanka syariah merupakan aktiva non kas yang tersedia untuk :

1.        Dijual dengan akad murabahah

2.       Diserahkan sebagai bagian modal bank dalam akad pembiayaan mudharabah atau musyarakah

3.       Disalurkan dalam akad salam atau salam paralel

4.       aktiva istishna’ yang telah selesai tetapi belum diserahkan bank kepada pembeli akhir

hal yang tidak termasuk dalam pengertian persediaan dibank syariah :

1.        aktiva istishna’ dalam penyelesaian

2.       aktiva tetap yang digunakan oleh bank

3.       aktiva ijarah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MAKALAH KELOMPOK 1 PASAR MODAL SYARIAH

INVESTASI DAN PERKEMBANGAN PASAR MODAL DI INDONESIA Khairil Ihsan Sitompul [1] Nur Auliah [2] Nurhidayati [3] Yuyun Trian...