Pertemuan 8
Manajemen
Persediaan dalam Perspektif Keuangan Syariah
Al-Qur’an yang mengatur
tentang persediaan masa depan ialah :
QS. Lukman ayat 34 yang menyatakan
bahwa : “sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya pengetahuan tentang hari
kiamat dan Dia-lah yang menurunkan hujan, mengetahui apa yang ada dalam rahim,
dan tiada seseorang pun yang mengetahui apa yang akan diusahakannya besok dan
tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan meninggal. Sesungguhnya
Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.”
Persediaan adalah bahan
atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu,
misalnya untuk digunakan dalam proses produksi atau perakitan, untuk dijual
kembali, atau untuk suku cadang dari peralatan atau mesin. Persediaan dapat
berupa bahan mentah, bahan pembantu, barang dalam proses, barang jadi ataupun
suku cadang.
Fungsi Persediaan
1.
Menghilangkan resiko
keterlambatan pengiriman bahan baku atau barang yang dibutuhkan perusahaan.
2.
Menghilangkan resiko jika
material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan.
3.
Menghilangkan resiko
terhadap kenaikan harga barang secara musiman atau inflasi
4.
Untuk menyimpan bahan baku
yang dihasilkan secara musiman sehingga perusahaan tidak akan kesulitan jika
bahan itu tidak tersedia di pasaran.
Tujuan Persediaan
Tujuan utama manajemen
persediaan adalah memaksimalkan barang persediaan dengan biaya yang minimal.
Selain itu ada banyak tujuan lain yang bisa kita manfaatkan melalui manajemen
persediaan berikut ini beberapa diantaranya:
a.
Memastikan adanya
persediaan melalui safety stock
b.
Memberi waktu luang untuk
pengelolaan produksi dan pembelian
c.
Mengantisipasi perubahan
permintaan dan penawaran.
d.
Menghilangkan atau
mengurangi risiko keterlambatan pengiriman bahan
e.
Menyesuaikan dengan jadwal
produksi
f.
Menghilangkan atau mengurangi
resiko kenaikan harga
g.
Menjaga persediaan bahan
yang dihasilkan secara musiman
h.
Mengantisipasi permintaan
yang dapat diramalkan.
i.
Mendapatkan keuntungan
dari quantity discount
j.
Komitmen terhadap
pelanggan.
Jenis Persediaan
Perusahaan mempertahankan
4 jenis persediaan:
1.
Persediaan bahan mentah
Persediaan bahan mentah telah dibeli, namun belum diproses.
Bahan mentahnya dapat digunakan dari proses produksi untuk pemasok yang
berbeda-beda. Meskipun demikian, pendekatan yang lebih disukai adalah dengan
menghapus variabilitas pemasok dalam hal mutu, jumlah, atau waktu pengiriman
sehingga tidak diperlukan pemisahan.
2.
Persediaan
barang-dalam-proses (Work-In-Process)
Persediaan barang-dalam-proses telah mengalami beberapa
perubahan, tetapi belum selesai. WIP ini ada karena untuk membuat produk
diperlukan waktu (disebut waktu siklus). Pengurangan waktu siklus menyebabkan
persediaan WIP pun berkurang. Sering kali hal ini tidak sulit untuk dilakukan,
karena hampir di sepanjang waktu "pembuatan produk", produk itu
sebenarnya menganggur. Waktu kerja aktual atau waktu "jalan"
merupakan bagian kecil dari waktu arus bahan baku, mungkin hanya 5%.
3.
MRO
MRO merupakan persediaan yang dikhususkan untuk perlengkapan
pemeliharaan/ perbaikan/operasi. MRO ini ada karena waktu dan kebutuhan untuk
pemeliharaan dan perbaikan dari beberapa peralatan tidak dapat diketahui.
Walaupun permintaan untuk persediaan MRO ini sering kali merupakan fungsi
jadwal-jadwal pemelih araan, permintaan MRO lainnya perlu diantisipasi.
4.
Persediaan barang jadi
Persediaan
barang jadi selesai dan menunggu untuk dikirimkan. Barang jadi dimasukkan ke
dalam persediaan karena permintaan konsumen untuk jangka waktu tertentu tidak
diketahui.
Model Pendekatan Manajemen Persediaan
1.
Economic Order Quantity
(EOQ)
Economic order quantity yaitu kuantitas pemesanan yang paling
ekonomis, yaitu kuantitas pembelian barang yang mampu meminimumkan kuantitas
ongkos pemeliharaan barang di gudang dan ongkos pemesanan setiap tahun.
2.
Periodic Review
Dalam pendekatan ini dikerjakan pemesanan barang bersama
interval pas sama. Artinya pemesanan barang telah terjadwal secara rutin agar
ongkos yang disiapkan mampu diperkirakan.
3.
Material Requirement
Planning (MRP)
Dalam MRP, pembelian barang yang diperlukan perencanaan untuk
sebabkan produk yang terdiri dari lebih dari satu komponen atau dikenal bersama
system assembling. Tujuannya yaitu untuk menanggung tersedianya material, item,
komponen didalam mengolah dan juga produk jadi. Tujuan keduanya yaitu untuk
memelihara tingkat persediaan seminim mungkin, dan juga untuk memiliki rencana
kesibukan pengiriman, penjadwalan dan pembelian material.
4.
Pendekatan Just In Time
(JIT)
Just in time adalah suatu sistem yang memusatkan pada
eliminasi aktivitas pemborosan dengan cara memproduksi produk sesuai dengan
permintaan konsumen dan hanya membeli bahan sesuai dengan kebutuhan produksi
yang tepat, waktu dan tempat yang tepat.
Pendekatan JIT ini meminimalkan total biaya penyimpanan dan
persiapan hingga menekan biaya-biaya tersebut sampai nol.
Keuntungan JIT:
a.
Seluruh sistem yang ada
dalam perusahaan dapat berjalan secara lebih efisien
b.
Pabrik mengeluarkan biaya
lebih sedikit untuk memperkerjakan staff
c.
Barang produksi tidak
harus selalu dicek, disimpan, atau di returm kembali.
d.
Kertas kerja dapat lebih
simple
e.
Penghematan yang dilakukan
dapat digunakan untuk mendapat profit yang lebih tinggi, misalnya dengan
mengadakan promosi tambahan.
Kelemahan JIT :
Ialah bahwa tingkatan order ditentukan oleh data permintaan
historis. Jika permintaan naik melebihi dari rata-rata perencanaan historis
maka persediaan akan habis dan akan mempengaruhi tingkat pelayanan konsumen.
Konsep Manajemen Persediaan Dalam Islam
1.
Menyimpan kelebihan setelah
kebutuhan primer terpenuhi
Dalam hal ini Islam
menganjurkan kita untuk mempunyai skala prioritas. Seseorang harus dapat melatih
dirinya maupun keluarganya untuk menabung dengan bentuk yang paling sederhana
untuk kebaikan mereka.
2.
Menyimpan kelebihan untuk
menghadapi kesulitan
Sesuai dengan surah Yusuf
ayat 48 Hidup dapat mengalami pasang surut perekonomian maka ketika dedang
longgar harus dapat menyisihkan dana untuk menghadapi krisis yang tak terduga
pada masa yang akan datang atau sebagai persediaan kebutuhan dimasa depan.
3.
Hak harta sebagai generasi
cemerlang mendatang
Dalam konsep islam kedua
orang tua harus menyadari bahwa generasi mendatang memiliki hak dari harta
mereka sehingga dianjurkan untuk tidak berlebih-lebihan dab mengabaikan
kelangsungan hidup generasi mendatang.
4.
Tidak menimbun dan memonopoli
harta kekayaan
Islam mengharamkan
penimbunan harta dalam segala bentuk. Namun para ulama menafsirkan bahwa yang
dimaksud dengan menafkahkan ialah dengan cara investasi mudharabah(bagi hasil)
maupun usaha musyarakah. Pengembangan harta tersebut dengan cara :
a.
Bisnis swasta perniagaan
dan produksi barang atau jasa
b.
Penanaman modal mudharabah
dengan pihak lain
c.
Perserikatan usaha
patungan(musyarakah)
d.
Penitipan dalam bentuk giro
maupun tabungan bank Islam
e.
Kerjasama lainya dalam
pengembangan modal
5.
Pengembangan harta dilakukan
melalui usaha yang baik dan halal
Pengembangan harta harus
menghindari riba, dan hal-hal yang menimbulkan kerusakan. Usaha, pengeluaran,
dan pengembangan yang halal adalah mata rantai yang saling berhubungan. Oleh karena
itu, setiap orang harus menghayati firman Allah “Allah memusnahkan riba dan
menyuburkan seekah” QS. Al-Baqarah ayat 276.
Persediaan dalam Perbankan Syariah
Dalam perbankan syariah pendekatan
yang digunakan adalah pendekatan Just In Time (JIT). Dalam hal ini pihak
perbankan akan memproduksi dan menyediakan produk sesuai dengan permintaan
konsumen dan hanya membeli bahan sesuai dengan kebutuhan produksi yang tepat,
waktu dan tempat yang tepat saat ada permintaan.
Persediaan di dalam
perbanka syariah merupakan aktiva non kas yang tersedia untuk :
1.
Dijual dengan akad murabahah
2.
Diserahkan sebagai bagian
modal bank dalam akad pembiayaan mudharabah atau musyarakah
3.
Disalurkan dalam akad
salam atau salam paralel
4.
aktiva istishna’ yang
telah selesai tetapi belum diserahkan bank kepada pembeli akhir
hal yang tidak termasuk
dalam pengertian persediaan dibank syariah :
1.
aktiva istishna’ dalam
penyelesaian
2.
aktiva tetap yang
digunakan oleh bank
3.
aktiva ijarah