Sabtu, 21 Oktober 2017

Perekonomian Tertutup dengan Kebijakan Pemerintah


Prodi : Perbankan Syariah

1.       Pengertian dan Ruang Lingkup Perekonomian Tertutup dengan Kebijakan Pemerintah dalam perspektif Ekonomi Konvensional

Pendapatan nasional pada perekonomian tertutup dengan kebijakan pemerintah membagi 3 pelaku utama; rumah tangga, perusahaan, dan pemerintah. Adanya unsur pemerintah menimbulkan 2 konsekuensinperhitungan pendapatan nasional:

1)      Pendekatan pengeluaran

Y= C+I+G

Dimana:

C= consumption (yang dilakukan rumah tangga)

I= investment (dilakukan perusahaan)

G= Government (dilakukan pemerintah)

2)     Pendekatan penerimaan

Y= C+S+T

Dimana:

S= saving atau tabungan

T= tax atau pajak



1.1.              Dampak pajak terhadap konsumsi dan tabungan

a.       Dampak pajak tetap (lump sum tax) terhadap konsumsi dan tabungan

Setelah adanya pajak tetap menyebabkan pengurangan terhadap pendapatan disposable sebesar pajak tetap (T) maka ΔYd = - T. Dengan berkurangnya tingkat pendapatan disposable akan mengurangi jumlah konsumsi dan tabungan.

Kondisi sebelum ada pajak tetap, persamaan konsumsi C=a+bY dengan intensep a setelah adanya pajak tetap maka persamaan konsumsi menjadi C=a+b(Y-T) dengan intensep a-bT. Sedangkan, dampak pajak terhadap tabungan sebelum ada pajak tetap tabungan yang sebesar -a setelah ada pajak tetap tabungan menjadi -a(1-b)T.



b.      Dampak pajak proporsional (sebagai fungsi dari pendapatan) terhadap konsumsi dan tabungan

Sama halnya dengan adanya pajak tetap, pajak proporsional menyebabkan pengurangan terhadap pendapatan disposable (T=tY) maka ΔYd= -T.

Bedanya dengan pajak tetap, dampak pajak proporsional terhadap konsumsi awalnya C=a+bY intensep a, setelah ada pajak prosporsional konsumsi menjadi C=a+b(Y-tY)  dengan intensep tetap a. Sedangkan, dampak pajak proporsional terhadap tabungan S=-a+(1-b) dengan intensep -a dan setelah adanya pajak proporsional menjadi S=-a+(1-b) (Y - tY) dengan intensep tetap -a.

1.2.             Dampak pengeluaran pemerintah dan pajak terhadap keseimbangan perekonomian serta multiplier.

Besarnya multiplier perekonomian 1/(1-b)

a.       Multiplier perekonomian dengan sistem pajak tetap

Dengan besarnya pajak tetap T=Tx

Perhitungan multiplier perekonomian:

Y                = C+I+G

Y                = a+bYd+I+G

Y                = a+b(Y-Tx)+I+G

Y                =a+bY-bTx+I+G

Y-bY          = a-bTx+I+G

Y                = 1/1-b (a-bTx+I+G)



b.      Multiplier perekonomian dengan sistem pajak proporsional

Dengan besarnya pajak proporsional T=tY

Maka perhitungannya:

Y                =C+I+G

Y                =a+bYd +I+G

Y                = a+b(Y-tY)+I+G

Y                = a+bY-btY+I+G

Y-bY+btY  = a+I+G

Y                =(bY-btY) +(a+I+G)



2.      Pengertian dan ruang lingkup perekonomian tertutup dengan kebijakan pemerintah dalam perspektif ekonomi Islam

Dalam negara Islam, kebijakan Fiskal merupakan salah satu perangkat untuk mencapai tujuan syariah. Pada masa kenabian dan kekhalifahan kaum muslimin cukup berpengalaman dalam menerapkan beberapa instrumen sebagai kebijakan fiskal. Pajak diterapkan atas individu (jizyah dan pajak khusus muslim), tanah Kharar, dan ushur (cukai) atas barang impor dari negara yang mengenakan cukai terhadap kaum muslimin, sehingga tidak memberikan beban ekonomi yang berat bagi masyarakat.

Dalam konsep Islam, kebijakan fiskal bertujuan untuk mengembangkan suatu masyarakat yang didasarkan atas distribusi kekayaan berimbang dengan menempatkan nilai-nilai material dan spiritual pada tingkat yang sama. Konsep fikih zakat menyebutkan bahwa sistem zakat berusaha mempertemukan pihak surplus muslim dengan lihat defisit muslim. Dengan harapan terjadi proyeksi pemerataan pendapatan antara surplus (mustahik) dan defisit (muzaki) muslim.



Zakat mempunyai implikasi terhadap perekonomian untuk kehidupan di akhirat inilah yang membedakan kebijakan fiskal dalam Islam dengan kebijakan fiskal sistem ekonomi pasar. Implikasinya sbb:

1)      Memenuhi kebutuhan masyarakat yang kekurangan

2)     Memperkecil kesenjangan ekonomi

3)     Menekan jumlah permasalahan sosial, kriminalitas, dll

4)     Menjaga kemampuan daya beli masyarakat agar dapat memelihara sektor usaha.

Sesuai dengan QS. At-Taibah ayat 103 bahwa zakat itu membersihkan dari kekikiran dan cinta berlebihan terhadap harta benda serta zakat itu menyuburkan sifat-sifat kebaikan dalam hati sehingga menjadi ketentraman jiwa bagi mereka.

Dari sudut expenditure pendapatan nasional :

Y= C1 + Cz + I + G

Dimana :

C= C1 + Cz

C= pengeluaran konsumsi rumah tangga

C1= konsumsi individu yang membayar zakat

Cz= konsumsi dari penerima zakat

Dari sudut pendekatan pendapatan:

Y=C1+S+Z+T

Dimana :

Z=zakat

T=pajak/tax

S=saving atau tabungan



3.      Macam-macam pendapatan pada masa awal perekonomian Islam

a)      Kharaj

Pendapatan yang didapat dari biaya sewa atas tanah pertanian dan hutan milik ummat.

b)     Zakat

Zakat dikumpulkan berbentuk uang tunai, hasil pertanian dan ternak.

c)      Khums (seperlima)

Pajak yang dikumpulkan dari berbagai jenis ghanimah dan yang lebih penting lagi dipungut dari tabungan konsumen dan keuntungan produsen. 20% dari dana yang terkumpul setiap tahun berupa khums.

d)     Jizyah

Pajak ini mirip dengan zakat fitrah yang dipungut dari muslim setiap tahun.

e)      Pemasukan Lain

Misalnya kafarat atau denda yang dikenakan ketika melakukan pelanggaran bisa dalam bentuk tunai atau jasa.

Pada masa Umar, income(pemasukan) negara Baitul Mal cukup banyak terdiri dari yang

1)      Periodik

·         Zakat

·         Kharaj

·         Jizyah

·         ‘ushr

2)     Non-Periodik

·         Ghanimah

·         Fai’

·         Lutqthah

·         Rikaz

·         Warisan berlebih

·         Kafarat

·         Waqaf

·         Nawaib

·         Dharibah


Jumat, 13 Oktober 2017

Journal Review


Prodi : Perbankan Syariah

Dosen : Totok Harmoyo, SE. Msi



IDENTITAS

Jurnal yang direview adalah jurnal yang berasal dari Asian Journal of Business and Management Sciences yang berjudul “ Types of Financial Crisis” yang ditulis oleh PHD candidate Arbana Sahuti, Dr. Safety Merovcid dan Dr. Drita Konxheli dari University of Prishtina, Kosovo. Vol. 2 No. 12 [31-39]



ABSTRAK

Krisis keuangan telah menyebabkan banyak perdebatan dikalangan para ekonom yang berbeda. Mereka telah berusaha untuk mengeksplorasi kemungkinan mendeteksi dan mencegah krisis sebelum mereka menyebabkan kerusakan yang akan membutuhkan banyak waktu dan energi untuk memperbaiki situasinya dan membawa ekonomi kembali kepada jalur yang benar pada pembangunan berkelanjutan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis berbagai jenis krisis keuangan yang telah mempengaruhi ekonomi dunia dalam rangka untuk menarik pelajaran dari pengalaman mereka. Analisis penelitian ini dibagi menjadi empat jenis krisis keuangan : krisis perbankan; gelembung spekulatif dan kegagalan pasar; krisis keuangan internasional; dan krisis ekonomi yang lebih luas. Pendekatan metodologis dalam penelitian ini adalah kualitatif alam. Bahan yang digunakan berasal dari berbagai buku dan jurnal akademik akademisi dan profesional yang memiliki keahlian di bidang krisis keuangan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa kebijakan moneter dan ekonomi makro yang tepat adalah dasar fundamental untuk mendeteksi dan mengelola  yang mungkin terjadi. Penelitian ini mengungkapkan bahwa negara-negara dalam transisi dan mereka yang pindah dari sistem perekonomian tertutup menjadi ekonomi pasar yang cenderung akan diserang oleh spekulan dibandingkan dengan negara-negara yang memiliki pasar modal yang berkembang. Selain itu, penelitian ini menunjukkan bahwa integrasi pasar modal antarnegara berdampak pada ekonomi mereka jika salah satu dari mereka menghadapi krisis keuangan akibat efek berantai.     

Kata kunci : krisis, finansial, gelembung, perbankan



1.      PENDAHULUAN

Dalam beberapa dekade terakhir, krisis keuangan atau dikenal krisis finansial digunakan untuk berbagai situasi dengan berbagai institusi atau aset keuangan kehilangan sebagian besar nilai mereka. Pada abad ke-19 dan ke-20, banyak krisis finansial berhubungan dengan kepanikan perbankan dan resesi. Krisis Finansial telah menghentikan momentum pembangunan ekonomi di banyak negara di seluruh dunia. Dalam beberapa kasus krisis ini telah menghancurkan hampir seluruhnya sistem keuangan yang berbeda. Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis jenis krisis keuangan dan dampak yang ditimbulkan di negara-negara yang telah mengalami krisis tersebut. Jurnal ini mengungkapkan 4 jenis krisis keuangan diantaranya : krisis perbankan; gelembung spekulatif dan kegagalan pasar; krisis keuangan internasional; dan krisis ekonomi yang lebih luas.



2.     PEMBAHASAN

1)      Krisis Perbankan

Terjadinya krisis di sektor perbankan terkait secara langsung maupun tidak langsung dengan berbagai aktivitas yang lazim dilakukan oleh industri perbankan.  Dari sisi penghimpunan dana, besarnya jumlah dan komposisi simpanan masyarakat yang berada dalam sistem perbankan memiliki pengaruh yang besar terhadap kestabilan industri perbankan.  Selama krisis, bank terkena fenomena yang disebut “Bank Run” yang berarti penarikan dana masyarakat secara besar-besaran dalam waktu singkat memberikan dampak negatif pada aspek likuiditas bank. Tindakan ini terjadi karena para depositor yakin bahwa bank akan segera bangkrut dan mungkin mereka akan kehilangan modalnya. Dalam jurnal ini memberikan contoh kasus Bank of America tahun 1931 dan British Bank Northern Rock tahun 2007. Akibatnya, pemerintah Inggris menawarkan pinjaman darurat melalui Bank of England untuk menutupi masalah likuiditas jangka pendek. Namun tidak membantu menstabilkan situasi.

Banyak ekonom menganggap bahwa dalam kasus krisis sistematis, terlalu besar jika bank gagal karena efek negatif yang menyertainya yang mungkin terjadi, yang akan menyebabkan kerusakan lebih banyak dengan biaya yang lebih tinggi untuk ekonomi individu. Ada konsensus umum bahwa krisis perbankan membatasi pembangunan ekonomi negara. Sementara krisis cenderung terjadi pada ekonomi menurun, masalah di sektor perbankan juga memiliki efek negatif sendiri terhadap ekonomi riil. Dengan menganalisis anatomi krisis keuangan di 50 pasar dan negara-negara berkembang, cashindan Duttagupta pada tahun 2011 menyimpulkan bahwa faktor-faktor dari dampak pertumbuhan krisis perbankan adalah (i) inflasi yang sangat tinggi, (ii) deposito bank digunakan dengan likuiditas rendah, dan (iii) profitabilitas yang rendah yang menekankan bahwa risiko mata uang asing di pasar, ketidakstabilan ekonomi dan keberlanjutan keuangan yang buruk.

Menurut studi yang dilakukan oleh Ariccia et al tahun 2008, industri yang bergantung secara ekonomi kinerjanya buruk selama krisis perbankan dibandingkan dengan industri yang tidak tergantung pada dana asing. Di sisi lain, hasil penelitian menunjukkan bahwaefek negatif industri tergantung secara finansial jauh lebih tinggi di negara-negara dengan sistem keuangan yang lebih dalam. Penulis menyinggung sistem yang signifikan untuk mendukung pertumbuhan industri. Selain itu studi Sarwa tahun 2010 menyarankan bahwa ukuran krisis adalah apa yang menentukan tingkat pembangunan ekonomi.



2)     Gelembung Spekulatif dan Kegagalan Pasar

Gelembung ekonomi (economic bubble) / gelembung spekulatif atau gelembung keuangan merupakan perdagangan dalam volume besar dengan harga yang sangat berbeda dengan nilai asli/instrinsiknya (dalam kata lain : memperdagangkan Produk atau aset dengan harga yang lebih tinggi daripada nilai fundamentalnya. Gelembung ekonomi memiliki siklus ekonomi yang ditandai dengan ekspansi yang cepat diikuti oleh kontraksi, sering kali dengan cara yang dramatis. Konsep “gelembung” mengemukakan teori bahwa harga surat berharga akan naik diatas nilai riil-nya dan berlangsung naik terus menerus hingga harganya jatuh/ turun sangat drastis di mana gelembung itu meletus.

Kehadiran gelembung spekulatif meningkatkan peluang kegagalan pasar tertentu, komitmen investor untuk membeli saham saat harga saham naik konsisten. Jika di beberapa titik, banyak perdagangan memutuskan untuk menjual saham mereka pada saat yang sama tidak akan ada pembeli di pasar. Akibatnya diasumsikan harga pasar akan gagal, dan nilai saham akan turun drastis.

Beberapa kasus gelembung spekulatif : Dutch Bubble (1637), Mississipi Bubble (1719-1720), The explotion of the internet Bubble (2003). Disini akan diulas sedikit ketiganya :

a.       Dutch Bubble

Dikenal “Tulip Crisis” adalah krisis keuangan pertama dan disebut kelahiran spekulasi keuangan. Abad ke 17 tulip menjadi simbol kemewahan dan kekayaan. Semakin langka dan unik orang-orang yang memiliki tulip dianggap lebih kaya. Peningkatan harga tulip membuat banyak investor dan pedagang hancur ekonomi Belanda jatuh menjadi krisis. Bursa Tulip diciptakan setelah pedagangan tulip mulai dilakukan melalui perantara dan negosiator. Permintaan tulip datang dari Perancis, Inggris, dan lain-lain. Harga tulip jatuh sekitar 20 kali banyak produsen kehilangan sejumlah besar uangnya atau hancur total. Dengan menganalisis fenomena ini, para ekonom menggarisbawahi bahwa spesiesi terjadi ketika imajinasi populer berfokus pada beberapa hal yang terlihat baru.

b.      Mississipi Bubble

Mississipi Bubble terjadi awal 1700 an di Perancis dan dikembangkan paralel dengan British Bubble of South Sea. Skotlandia Jon Law dikenal sebagai bapak keuangan dan penggunaan uang kertas. Sistem Jon Law mewakili revolusi sejati di bidang moneter dan merupakan langkah pertama meninggalkan uang logam sebagai alat pembayaran. Gelembung ini dimuali 1715 saat pemerintah Perancis diambang kebangkrutan di bawah beban utang selama perang suksesi Spanyol. 1717 John Law percaya bahwa aktivitas bank ini dapat didasarkan pada kegiatan komersial, dimana perusahaan mississipi ditunjuk sebagai perusahaan “company of the west” dan diberikan hak monopoli terhadap perdagangan Amerika sepanjang sungai Mississipi. Tahun 1719 “company of  the west” akibat dari merger dengan East India Company, perusahaan Perancis India dibuat. Modal perusahaan 100 juta poundsterling dan livery yang membagi saham tunduk pada sejumlah spekulasi. Krisis keuangan pecah dimana banyak para depositor dan pemegang saham kehilangan investasi mereka. Akibatnya seluruh sistem keuangan Perancis runtuh 24 Maret 1721.

c.       The explotion of the internet Bubble

Internet Bubble dimulai tahun 1995 ketika Internet dan Netscape muncul. Dalam beberapa tahun, sektor jasa telekomunikasi menjadi medan pertempuran untuk perusahaan besar juga operator baru melihat peluang dalam bisnis ini muncul karena akses yang mudah dalam investasi. Daham perusahaan di sektor ini tumbuh pesat dalam sehari. Mereka banyak mengambil lebih besar dari pada nilai yang sebenarnya. Maret 2000 Bursa Efek mempengaruhi dan memprovokasi resesi ekonomi tidak hanya di sektor dot-com tetapi dalam semua sektor ekonomi di seluruh dunia. Pada periode ini, banyak penyimpangan akuntansi dan ketidakpatuhan yang terdaftar di banyak perusahaan yang beroperasi di industri ini. Beberapa perusahaan seperti Google, Yahoo, Ebay, dan Amazon bisa lepas dari dampak gelembung Internet.



3)     Krisis Keuangan Internasional

Krisis keuangan internasional telah menyebabkan kekacauan dalam ekonomi masing-masing menghasilkan ketidakpuasan sosial, penurunan tingkat kerja, kredit pemotongan oleh berbagai instansi, musim gugur saham di bursa saham,pemurunan investasi asing langsung, dan privatisasi aset publik dan industri.  Krisis moneter karena devaluasi mata uang dan kegagalan untuk membayar utang telah mengakibatkan kebangkrutan negara. Dengan demikian, ini adalah krisis yang sangat umum yang mempengaruhi sistem keuangan internasional. Dampak spekulan telah menyebabkan banyak negara untuk mendevaluasi mata uang mereka, arus masuk modal asing menurun telah mempengaruhi keseimbangan sistem pembayaran, dan mengarah ke keruntuhN moneter. Akibatnya, rezim seperti pertukaran moneter telah menyoroti rapinya sistem dan ketidakmampuan untuk menarik spekulatif. Tahun 1980 krisis mulai menyebar diantaranya : krisis utang tahun 1980-an di negara-negara berkembang,  krisis keuangan Asian 1997, krisis Rusia 1998, krisis moneter Eropa, Tequilla krisis 1990.

a.       Krisis Utang

Banyak negara-negara berkembang di Afrika, Asia, dan Amerika Latinmencari untuk mengkonsolidasikan negara mereka selama 60 an abad kedua puluh mengambil kredit besar di IMF dan Bank Dunia. IMF dan Bank Dunia mendanai mereka untuk mengatasi situasi keuangan mereka dan merangsang ekonomi mereka. Krisis tejadi tahun 1982 setelah Meksiko menyatakan bahwa tidak bisa membayar kembali utang. Kebangkrutan keuangan menyebar sangat cepat. IMF dan Bank Dunia menciptakan program “structural adjustment” bertujuan untuk mengurangi pengeluaran publik, penghapusan subsidi untuk produk lokal dan privatisasi sektor publik. Banyak negara berkembang dipaksa untuk menerima kondisi ini karena mereka sudah sangat tenggelam dalam utang dan sangat membutuhkan untuk investasi. Namun, negara-negara yang terlilit utang tidak dapat membayar obligasi mereka sehingga program Amerika yang disebut Brady Plan dibuat dan diadopsi. Bagian dari utang diampuni dan negara- yang berhutang hrus membeli 50% dari utang mereka. Akhirnya inisiatif baru yang mirip diadopsi, program tersebut “Poor Countries with High Debt Levels” untuk memungkinkan mereka mengatasi masalah keuangan mereka dan menempatkan kembali ekonomi mereka dalam arah yang benar.

b.      Krisis Keuangan Asia

Krisis ekonomi dan keuangan yang serius mempengaruhi negara-negara Asia Tenggara tahun 1997. Penyebab utama nya ialah devaluasi yang luar biasa mata uang Asia. Tahun 1960-1990, Asia mengalami perputaran ekonomi yang signifikan yang mulai booming ekonomi. Lima negara besar yang disebut sebagai “Macan Asian” seperti Thailand, Vietnam, Malaysia, Indonesia, dan Filipina. Pada masa kemakmuran negara-negara ini jatuh ke dalam krisis. Penyebabnya :

1)      Suku bunga naik dan ketersediaan pasar keuangan internasional

2)     Negara-negara Asia tanpa terkecuali diterapkan kurs tetap untuk mata uang mereka kaitannya dengan dollar.

3)     Melemahnya tingkat ekspor sebagai akibat dari penguatan dolar, sehingga membuat barang-barang Asia kurang kompetitif.

Gelembung keuangan memuncak di Thailand kepergian modal asing dan penjualan besar-besaran mata uang domestik sehingga pemerintah Thailand mengeluarkan biaya 23 miliar untuk melindungi nilai tukar tetapi tidak berhasil. Di Indonesia sendiri Krisis finansial telah sepenuhnya berubah menjadi krisis sosial dan politik hingga akhirnya pemerintah diminta untuk turun karena dianggap tidak bisa menyelesaikan krisis ini.

c.       Krisis Rusia

Tahun 1988 krisis Rusia dianggap kejutan yang sangat serius, terjadi sebagai kombinasi dari devaluasi mata uangnya dan ketidakmampuan pemerintah Rusia untuk membayar utang dalam negeri dalam bentuk obligasi jangka pendek disebut GKO (Gosudartvennoe Kratkosrochnoe Obyazatelsvo). Krisis Rusia jelas mengidentifikasi mekanisme dan kesalahan keuangan yang dapat menggoncangkan bukan hanya Rusia tetapi padar keuangan global secara keseluruhan. Perkembangan baru dari keuangan padar obligasi dianggap asal krisis Rusia. Kejutan terbesar Rusia diikuti oleh penghapusan pajak atas bahan baku yang dibutuhkan oleh IMF tahun 1994. Maret 1998 diumumkan bahwa pasar keuangan Rusia tidak dalam kondisi untuk memberikan solusi untuk utang publik kolosal. Saat krisis memuncak sistem perbankan Rusia lemah dan buruk.

d.      Krisis Moneter Eropa

Negara-negara Eropa tahun 1990 an seperti Inggris, Finlandia, Italia, Swedia, dan Norwegia memaksa untuk pindah dari rezim kurs tetap menjadi kurs melayang. Krisis yang muncul saat ini adalah hasil dari kebijakan ekonomi makro yang tidak memadai.

e.       Tequilla Krisis

Krisis tequilla muncul sebagai krisis baru. Desember 1994 krisis keuangan mencengkram Meksiko sebagai akibat dari depresiasi mata uang yang mempengaruhi citra indah dengan menghancurkan perekonomian Meksiko.



4)     Krisis Ekonomi yang lebih luas

Krisis dengan dimensi yang lebih besar adalah depresi besar tahun 1930-an dan krisis real estate 2008-2009 di Amerika Serikat.

a.       Great Depression 1930

Depresi besar berlangsung hampir 15 tahun. Penyebab krisis telah runtuhnya atau penghancuran Pasar Saham Amerika yang terjadi 29 November 1929 dikenal dengan “Black Tuesday” banyak orang yang mengalami kerugian drastis sehingga seluruh sistem keuangan terkejut. Sebagai akibat belanja konsumen telah menderita secara signifikan karena takut krisis, inflasi meningkat, orang enggan meminjam dan penjualan di industri otomotif juga jatuh, pengangguran telah capai rekor. Penurunan ekonomi Amerika menyebabkan dampak di berbagai negara seperti Jerman, Inggris, hingga Perancis. Masing-masing negara menerapkan kebijakan untuk menjaga ekonomi mereka dengan menempatkan hambatan tarif yang berbeda untuk merangsang pembangunan ekonomi. Tapi langkah-langkah ini memperburuk runtuhnya dalam perdagangan dunia. Akhir tahun 1994, negara-negara ini setuju untuk membebaskan langkah-langkah ekonomi pelindung mereka dan praktek. Mereka mendirikan lembaga-lembaga multilateral seperti Bank Internasional untuk rekonstruksi dan pembangunan dan IMF untuk mengatur perdagangan global dan meningkatkan aliran modal masuk sehingga merangsang kemakmuran ekonomi lebih lanjut di antara negara-negara.

b.      Krisis Real Estate di AS

Selama 2000, gelembung real estate berdampak ke pasar seluruh Amerika. Harga real estate muli tumbuh pesat meningkat 200%. Dalam waktu yang sangat singkat, penurunan drastis harga muncul membuat jumlah pinjaman real estate secara signifikan melebihi jumlah US Mitos Amerika dan delusi luas “The Prices of Houses will never fall”

Karean investasi di sektor ini lebih aman dan menguntungkan dibanding sektor lainnya. Penurunan dimuali pada 2006 dengan krisis subprime dan terus tanpa gangguan sampai 2008. Presiden Bush dan Presiden Bank Sentral AS Bernanke merespon lebih ,emdesak dan berusaha untuk menghentikan dan mengontrol efek negatif. Pemerintah AS mengalokasikan lebih dari 900 miliar dolar dalam bentuk pembayaran atau bantuan untuk mengekstrak negara dari resesi.



KESIMPULAN

1.       Krisis tersebut menyebabkan kepanikan para nasabah bank karena mahalnya kredit bank, sehingga sektor keuangan berpengaruh negatif terhadap sektor rill(kegiatan produksi, investasi, perdagangan, maupun konsumsi). Krisis keuangan akan terus manjalar menjadi krisis sosial dimana perusahaan tidak mendapatkan pinjaman bank sehingga melakukan PHK terhadap karyawannya, dan kemudian memunculkan krisis dalam kehidupan politik yang memuncak terjadinya krisis kepemimpinan nasional. Untuk itu stabilitas keuangan sangat penting untuk mendukung pembangunan ekonomi.

2.      Jurnal ini untuk menganalisis jenis krisis keuangan dan dampak yang ditimbulkan akibat krisis keuangan terhadap perekonomian di berbeda negara.

3.      Terdapat 4 jenis krisis keuangan yang tejadi dalam beberapa dekade  yang telah mempengaruhi pasar global.

4.      Pelajaran yang diambil dari jurnal ini adalah bahwa kebijakan makroekonomi dan moneter yang memadai sangat penting untuk mengatur berfungsinya pasar dengan baik untuk mengendalikan krisis keuangan. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa ekonomi dalam transisi harus sangat berhati-hati saat bergerak dari ekonomi tertutup ke ekonomi liberal karena semakin banyak kemungkinan spekulan untuk menyerang pasar mereka. Ini tidak berarti bahwa pasar liberal kebal terhadap spekulan. Selanjutnya, dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa integrasi pasar global mempengaruhi berfungsinya tempat lain dengan baik jika ekonomi tunggal mengalami krisis keuangan, resesi atau depresi karena efeknya berantai.



REFERENCES

Asian Journal of Business and Management Sciences. Types of Financial Crisis .Vol.2 No.12





Jurnal Asing yang di review:
Klik Disini

Perekonomian Tertutup Tanpa Kebijakan Pemerintah


Jurusan : Perbankan Syariah UMSU

1.      Pengertian dan Ruang lingkup Perekonomian Tertutup tanpa Kebijakan Pemerintah dalam perspektif ekonomi konvensional

Perekonomian dua sektor yaitu perekonomian yang terdiri dari pengeluaran yang dilakukan oleh rumah tangga konsumen yang biasanya disebut consumption (C) dan pengeluaran yang dilakukan rumah tangga (firm) disebut investment (I).

Perekonomian 2 sektor dapat dituliskan :

Y =C+I

Jika sebagian tan digunakan untuk konsumsi dan sebagian pendapatan digunakan untuk menabung (S) maka dapat ditulis:

Y=C+S

Jika digabungkan menjadi:

Y=Y

C+I=C+S


2.     Fungsi Konsumsi dan Tabungan dengan pendekatan Ekonomi Konvensional

Pendapatan yang dihasilkan rumah tangga konsumen merupakan sis pendapatan sedangkan pengeluaran rumah tangga merupakan sisi pengeluaran.

Menurut Keynes konsumsi merupakan fungsi pendapatan C=f(Y) dalam bentuk persamaan ditulis:

C=a+bY

Ket :

C = besarnya konsumsi rumah tangga

a = konsumsi dasar ( konsumsi otonom)

b = MPC (Marginal to Consume) MPC = dY/dC

Y = pendapatan disposibel



MPC lebih besar dari nol (0) mencerminkan pengeluaran konsumsi pendapatan. MPC<1 mencerminkan kenaikan pengeluaran konsumsi akan selalu lebih kecil dari kenaikan pendapatan.

Keynes juga menyatakan bahwa Average Propensity to Consume (APC) yang merupakan perbandingan antara konsumsi yang dilakukan dengan tingkat pendapatan disposibel (APC=C/Y) akan mengalami penurunan sebagai akibat kenaikan pendapatan.

Terkait dengan model fungsi konsumsi, muncul pandangan Keynes:

1.       Franco Modigliani dengan Hipotesis Daur hidup (life cycle hyphothesis)

Modigliani menekankan bahwa tingkat pendapatan seseorang bervariasi secara sistematis selama kehidupan dan tabungan dapat menggerakkan pendapatan dari masa hidupnya. Fungsi konsumsinya :

C=W+RY/T

Ket :

W = Kekayaan

Y = Pendapatan

T = Periode lama hidup

R = Masa Pensiun

Atau dapat ditulis :

C = (1/T) W + (R/T) Y

Misalnya seseorang mengharapkan hidup selama 60 tahun dan bekerja selama 30 tahun maka T=60 dan R= 30 maka fungsinya :

C= 0,017 W + 0,5Y

Persamaan ini menyatakan bahwa konsumsi bergantung dengan kekayaan dan pendapatan jika W dan Y (1) maka C akan naik menjadi 0,517/tahun.

Dalam terminologi makroekonomi maka persamaan konsumsi dari modigliani ialah :

C=αW+βY

α = kecendrungan mengkonsumsi marginal dari kekayaan

β = kecendrungan mengkonsumsi marginal dari pendapatan



2.      Milton Friedman dengan hipotesis Pendapatan Permanen (permanent-income hypothesis)

Pendapatan (Y) merupakan penjumlahan antara pendapatan permanen (Yp) ialah bagian pendapatan yang diharapkan orang untuk terus bertahan di masa depan. Pendapatan transitoris (YT) ialah bagian pendapatan yang tidak diharapkan terus bertahan. Untuk fungsi konsumsi dapat dinyatakan dengan persamaan :

C= α Yp

α = bagian dari pendapatan permanen yang dikonsumsikan



fungsi tabungannya ialah :

S=-a+(1-b)Y

(1-b) disebut MPS (marginal propensity to saving) MPS=dS/dY



3.     Fungsi Konsumsi dan Tabungan dengan Pendekatan Ekonomi Islam

1.       Pandangan Fahim Khan tentang Fungsi Konsumsi dan Tabungan

Khan membagi tingkat pendapatan masyarakat (1) pendapatan diatas nisab (Yu) dan (2) pendapatan di bwah nisab (YL). Komponen pengeluaran konsumen dibagi 2 : 1. Konsumsi untuk kebutuhan sendiri (E1) dan 2. Konsumsi untuk keriuhan Allah seperti zakat sedekah infak (E2). Maka fungsi konsumsi :

C* = A0 + Au Yu

Jika di kombinasikan dengan keynes diperoleh :

1.       pendapatan diatas nisab

C = a0 + E2 + a1 (Yu – E2 )

2. pendapatan dibawah nisab (maka E2 tidak ada)

C = a0  + a1 Yu



2.      Pandangan Metwally tentang Fungsi Konsumsi dan Tabungan

Metwally memasukkan peranan zakat terhadap fungsi konsumsi Z= αY dengan 0<α<1 . Dimisalkan bY pendapatan pembayar zakat dan (1-β)Y adalah pendapatan penerima zakat dengan 0<β<1. Dimisalkan δ sebagai hasrat marginal penerima zakat dengan 0<b<δ<1 maka fungsi konsumsi dalam ekonomi Islam :

C=a+b (βY-αY)+δ[(1-β)Y+αY]

Dimana :

a+b (βY-αY) fungsi konsumsi pembayar zakat

δ[(1-β)Y+αY] fungsi konsumsi penerima zakat

maka besaran APC dan MPC dalam pendekatan ekonomi Islam

APC = C/Y = a/Y + bβ-αb+δ(1-β)+αδ

MPC = bβ-αb+δ(1-β)+αδ

3.      Pandangan Menawar Iqbal tentang Konsumsi

Iqbal membuat beberapa pemurnian yang dapat diterima dalam memperkenalkan biaya pengumpulan zakat. Iqbal memulai dengan persamaan yang sama C=a0 + cY, ia menyederhanakan yang lainnya untuk penggunaannya ia meletakkan μ pada tempat β sebagai proporsi dari Y untuk pembayar zakat dan mengganti α dengan z sebagai tingkat zakat. Maka fungsinya :

C* = a0 + c (μY - zY) + ô [(1-μ)Y+ zY]

Untuk menunjukkan bahwa konsumsi tidak berlebih-lebihan atau penghindaran israf (1-f) dan mentransfer zakat akan menarik konsumsi dari orang kaya pada arah yang berlawanan dengan dampak yang tidak pasti. Meningkatkan dan menurunkan C* maka persamaan :

C* - s = (d-c)σ-cf(μ-σ)

Implikasinya adalah jika saat ini kecenderungan orang-orang kaya pada masyarakat muslim untuk menyamai pola-pola konsumsi barat terus berlanjut, dampak dari pengeluaran yang tidak berlebihan terhadap C* bisa menjadi inefektif.



4.    Fungsi Investasi dengan Pendekatan Ekonomi Konvensional

Ada 3 bentuk pengeluaran investasi :

1.       Investasi tetap bisnis (business fixed investment), yaitu pengeluaran investasi untuk pembelian berbagai jenis barang modal yaitu mesin dan peralatan.

2.      Investasi residensial (residensial investment), yaitu pengeluaran untuk mendirikan rumah tempat tinggal, bangunan kantor, bangunan pabrik.

3.      Investasi persediaan (inventory investment) yaitu berupa pertambahan nilai stok barang yang belum terjual, bahan mentah dan barang yayang masih dalam proses produksi pada akhir tahun perhitungan pendapatan nasional.

Fungsi persamaan untuk investasi dengan pendekatan sederhana dua cara : (1) dengan mengasumsikan bahwa investasi bersifat autonomous atau tidak terpengaruhi oleh variabel lain. 

I = ī

(2) investasi yang dipengaruhi oleh variabel suku bunga atau interest (i) sehingga:

I = ī - di

Hubungan negatif antara suku bunga dengan investasi, jika tingkat suku bunga naik maka investasi akan turun demikian sebaliknya.

5.     Fungsi Investasi dengan Pendekatan Ekonomi Islam

Menurut Metwally (1995) investasi dalam ekonomi Islam dipengaruhi 3 faktor :

1.       Ada sanksi terhadap pemegang aset yang kurang atau tidak produktif

2.      Dilarang melakukan berbagai bentuk spekulasi dan segala macam judi

3.      Tingkat bunga untuk berbagai pinjaman sama dengan nol

Sehingga seorang muslim boleh memilih 3 alternatif :

a.       Memegang kekayaannya dalam bentuk uang kas

b.      Memegang tabungannya dalam bentuk aset tanpa berproduksi seperti deposito, real estate, permata

c.       Menginvestasikan tabungannya.

Menurut Metwally, fungsi investasi dalam ekonomi Islam

I = f (r ZA Zn μ)

dan

r = f (SI/SF)

Ket :

I = permintaan investasi

r = tingkat keuntungan yang diharapkan

SI = bagian/pangsa keuntungan/ kerugian investor

SF =bagian/pangsa keuntungan/ kerugian peminjam dana

ZA= Tingkat zakat atau aset yang kurang atau tidak produkstif

Zn= tingkat zakat atas keuntungan investasi

μ = pengeluaran lain-lain zakat atas aset yang tidak atau kurang produktif

Nilai ZA dan Zn (tingkat zakat) besaranya tetap, maka dapat disederhanakan :

I = f (r μ)

Faktor yang mempengaruhi besar kecilnya investasi

1.       Tingkat keuntungan yang diharapkan

2.      Pengeluaran lain-lain zakat atas aset yang tidak atau kitang produktif

Khan dalam makalahnya (2004) menyatakan bahwa permintaan investasi ditentukan oleh tingkat keuntungan yang diharapkan sedangkan tingkat keuntungan yang diharapkan tergantung pada total profit yang diharapkan dari kegiatan firm dan share in profit yang di klaim oleh pemilik dana.

Tingkat investasi dengan tingkat keuntungan yang diharapkan jika tingkat keuntungan yang diharapkan mengalami kenaikan, maka akan meningkatkan tingkat investasi sebaliknya, jika tingkat keuntungan turun maka tingkat investasi akan turun.


MAKALAH KELOMPOK 1 PASAR MODAL SYARIAH

INVESTASI DAN PERKEMBANGAN PASAR MODAL DI INDONESIA Khairil Ihsan Sitompul [1] Nur Auliah [2] Nurhidayati [3] Yuyun Trian...