PENILAIAN RENCANA INVESTASI SYARIAH
Di negara maju, perusahaan telah mengembangkan teknologi
canggih untuk mengevaaluasi proposal investasi sebelum proposal itu disetujui
dan dijalankan. Para eksekutif perusahaan besar merupakan instrumen yang
dilengkapi dengan sarana yang lengkap dan informasi yang akurat untuk membuat
keputusan sehari-hari atas pengeluaran modal, ini merupakan keharusan sebab
untuk bertahan dalam kompetisi ekonomi diperlukan efisiensi produksi dan
pengeluaran biaya. Teknik pengeluaran modal menyediakan suatu visi kesadaran
akan biaya bagi pembuat keputusan yang pada gilirannya akan memastikan mereka
bertahan dalam pasar itu.
Analisis pengeluaran Modal dalam Perspektif
Islam
Analisis pengeluaran modal dalam kerangka syariah menunjukkan
keterkaitan dengan teknik modern yang berhubungan erat dengan tingkat diskon
dalam bentuk tingkat bunga, hal ini menjadi problem nyata bagi para pemikir
islam: apakah ada metode yang bisa mengevalusi proposal investasi dimana semua
faktor sudah dipertimbangkan termasuk analisa berorientasi pada bunga dan juga
adanya sisa di luar jalur operasi bunga dalam sistem ekonomi? Sesungguhnya pertanyaan menjadi sangat jelas
ketika hal ini dikupas oleh ahli ekonomi yang mendukung pelarangan bunga pada
keseluruhan bidang ekonomi. Para ahli ekonomi juga mengatakan bahwa analisa
teknik investasi modern bisa diterima meskipun tidak ada suatu usulan proyek
apapun.
Tulisan
ini mencoba untuk mempertemukan semua kebutuhan dari suatu alat analisa
investasi yang efisien dalam kerangka syari’ah, yaitu:
1.
Bab ini membahas keputusan
investasi di sektor swasta, dimana
masing-masing proyek mempunyai arus biaya dan manfaat yang terbatas. Disini
tidak didiskusikan tentang investasi sektor publik dimana kepuusan investasi
lebih banyak dipengaruhi oleh pertimbangan sosial atau politis dibandingkan
dengan pertimbangan ekonomi. Tetapi analisis yang ada saat ini (dengan sedikit
modifikasi) bisa diterapkan untuk perusahaan sektor publik yang komersial
secara alami.
2.
Untuk sebagian besar
waktu, diasumsikan, bahwa pertimbangan investasi merupakan sesuatu yang terjadi
secara alamiah seperti periode investasi yang diikuti oleh periode
pengembalian.
3.
Manfaat dan biaya-biaya
dapat dijelaskan ada saat periode waktu, sehingga arus kas (cash flow) tidak
berlangsung kontinu tetapi berlangsung pada waktu tertentu.
4.
Periode waktu mungkin
dinyatakan pada periode waktu tertentu, misalnya satu tahun, satu bulan, satu
minggu, atau satu hari.
5.
Ekonomi yang akan
dianalisis adalah ekonomi bebas riba.
Analisis Ringkasan tentang Prakik Analisis
Investasi Konvensional
Suatu organisasi mempunyai kreteria yang bebeda untuk
investasi sehingga mereka mengadopsi metode untuk analisis usulan pengeluaran
modal. Seringkali suatu metode dilengkapi dengan dua metode atau lebih untuk
memastikan suatu keputusan investasi yang tepat. Dengan cara yang sama,
kebutuhan suatu organisasi, kadang-kadang membutuhkan modifikasi terhadap
metode yang biasa digunakan dan cakupan modifikasi seperti itu sangat luas.
Metode yang paling banyak digunakan dalam analisis investasi konvensional :
1.
Metode Payback
Metode ini berarti dalam banyak waktu investasi akan membayar
kembali biayanya. Biasanya dalam hitungan tahun, meskipun periode yang lebih
pendek juga diambil sebagai ukuran. Investasi cara ini lebih baik dilakukan
dengan cara membayar kembali biaya-biaya awalnya lebih awal. Metode ini paling
populer yang digunakan organisasi bisnis di Amerika Serikat. Tetapi metode ini
sering dikritik karena 2 hal :
a.
Metode ini tidak mempertimbangkan
nilai uang sebagai fungsi waktu
b.
Metode ini tidak
mempertimbangkan dengan seksama proses setelah biaya awal dikembalikan ataupun
tidak memperhitungkan biaya-biaya pembongkaran.
2.
Accountants Rate of Return
= ARR
Metode ini adalah ukuran sederhana menyangkut keuntungan
investasi. Metode ini berhubungan dengan tingkat pengembalian modal. Metode ini
sering dikritik karena tidak mempertimbangkan nilai uang sebagai fungsi waktu,
metode ini mengabaikan manfaat yang diperoleh dengan adanya pengembalian lebih
awal untuk sejumlah periode.
3.
Discounted Cash Flow Rate
of Return = DCFR
Dua metode di atas sering di kritik mengabaikan nilai uang
sebagai fungsi waktu. Metode DCFR dibuat dengan memperhitungkan waktu
pengeluaran dan waktu berjalan. Ada tiga pertimbangan untuk membuat metode ini.
(1) mata uang rupiah hari ini lebih berharga dari satu tahun ke depan, dalam
kaitannya dengan inflasi yang mengurangi nilai mata uang dari waktu ke waktu. (2)
semakin dekat dengan hari pengembalian investasi, semakin sedikit nilai
ketidakpastian, sebab jarak waktu sering menimbulkan ketidakpastian. (3) dana
yang dihasilkan suatu proyek pada tanggal lebih awal akan tersedia untuk
investasi kembali.
Metode ini tidak bagus karena dua pertimbangan :
1.
Perhitungan waktu konsumsi
dilibatkan dan para eksekutif bisnis menghindari hal itu.
2.
Telah dipahami bahwa dalam
suatu ekonomi modal memerlukan biaya tetap yaitu suku bunga
4.
Net Present Value Method =
NPV
Pendekatan lain untuk mengevaluasi proposal investasi adalah
NPV. Ada perbedaan sedikit antara DCFR dan NPV dan keduanya diterima sebagai
perangkat yang paling pantas untuk pengangguran modal (budgeting). Tetapi NPV
tidak bisa diterima untuk alasan-alasan yang dibuat dibawah DCFR.
5.
Muchinery Allied Product
Institute Method (MAPI)
Metode ini digunakan untuk mengevaluasi modal proyek yang
kecil dan pengeluarannya tidak besar. Metode ini dengan bantuan tabel kalkulasi
terperinci memikirkan tujuan tertentu dengan membagi rata-rata keuntungan
dengan rata-rata investasi dan menemukan suatu tingkat nilai yang dikenal
sebagai MAPI. MAPI menjadi ukuran keuntungan suatu proposal. Metode ini tidak
populer dan pemakaiannya tidak terbatas
pada beberapa organisasi. Bahkan di USA metode ini juga tidak populer selain itu,
MAPI juga tidak mempertimbangkan uang sebagai fungsi waktu.
Evaluasi Investasi dalam Kerangka Syariah
Metode yang diusulkan dalam kerangka keuangan syariah adalah
“Investible Surplus Methode/metode kelebihan barang yang diinvestasikan” atau
ISM. Pertanyaan yang penting adalah berapa banyak “investible surplus” yang
dihasilkan selama proyek berlangsung? Jawabannya diketahui dengan cara
menghitung banyaknya tahun dimana sisa investible surplus organisasi (setelah
menutup biaya awal proyek) dikalikan dengan quantum surplus.
Contohnya
: proyek 5 tahun biayanya Rp 12.000 penutupan biaya selama 2 tahun dan sesudah
itu menghasilkan Rp 2000/bln selama 3 tahun. Investible Surplus organisasi
menjadi (2000 x 2) + (2000 x 1) + (2000 x 0) = 6000. Dengan asumsi surplus
dihasilkan padaakhir tahun ke 3, 4 dan 5 dan sisanya tersedia untuk tahun 2, 1
dan 0.
Keuntungan ISM dibanding Metode yang Lain
1.
Dibanding Metode Payback
Ø ISM mengukur keuntungan proyek, sedangkan Metode payback
tidak.
Ø Payback mempunyai suatu penyimpangan terhadap investasi
longer-lived (jangka panjang) sedangkan ISM tidak.
Ø Payback tidak mempertimbangkan arus kas setelah biaya ditutupi
sedangkan ISM mempertimbangkan semua arus kas selamanya proyek berlangsung.
Ø Payback mengabaikan nilai uang sebagai fungsi waktu sedangkan
ISM memperhitungkan kartu pengeluaran dan waktu berjalan.
2.
Dibanding dengan ARR
ISM mempertimbangkan nilai uang sebagai fungsi waktu, ARR
tidak.
3.
Dibanding dengan DCFR dan
NPV
Ø Kedua metode dipahami dalam kerangka kapitalistik dimana riba
digunakan untuk pemotongan arus kas. ISM lebih relevan digunakan dalam kerangka
bebas riba, dengan ide sentralnya adalah mengabaikan suku bunga.
Ø Lebih dari itu, ISM lebih sederhana untuk dipahami dan
diterapkan dibandingkan kedua metode ini.
4.
Dibanding MAPI
MAPI sukar digunakan dan tidak mempertimbangkan nilai uang
sebagai fungsi waktu. ISM mudah digunakan dan juga mempertimbangkan pemilihan
waktu arus kas.
Kesimpulan
Metode ISM
telah diusulkan, dicoba dan dimodifikasi oleh organisasi bisnis yang beroperasi
dalam kerangka syariah. Metode ini bukan yang terbaik dan bukan satu-satunya metode
yang mengevaluasi suatu proposal investasi. Kesuksesan metode ini terjadi
karena kebijaksanaan dan kepedulian terhadap manajemen yang menggunkannya. Manajemen
harus objektif dan bersih dari faktor-faktor yang mempengaruhi aliran kas. Lebih
bijaksana jika memadukan ISM dengan teknik
lain agar analisis menjadi peka seperti proyek evaluasi dan teknik review (PERT),
analisis jalur kritis (CPM) dll. ISM mempertibangkan periode waktu ketika
invisible surplus masih tersedia, bagaimana juga ISM mengabaikan kemungkinan,
peluang dan pengembalian kembali (kerugian dll) dari dana ini. Dalam praktik
nyata pertanyaan ini menjadi penting dan tidak bisa diabaikan sebelum membua keputusan
akhir.